Chapter 16

1.3K 101 12
                                    

Happy Reading All

Hari sudah berganti, sekarang adalah hari minggu, dimana semua orang libur dalam kegiatannya. Namun tidak dengan Wijaya dan Bagas yang menjabat--CEO. Sibuk, sangat sibuk.

Rissa bertanya pada Anaknya ketika ia melihat Varez melangkahkan kakinya ke arah pintu luar. "Varez, mau kemana kamu?" tanyanya.

Varez menoleh ke arah sumber suara. "Varez mau ketemu seseorang, Bund." kata Varez menjawabnya.

Rissa menghampiri Varez yang berdiri didekat pintu keluar. "sama siapa?" Rissa kembali bertanya.

"Vellyn." ucap Varez dengan menatap lekat bundanya. Sedangkan Rissa yang mendengar itu tersenyum menggoda.

"cie udah ketemuan aja nih" ujar Rissa dengan tersenyum dan mencolek dagu Varez.

Varez menggelengkan kepalanya. "ngga ada, bund. Varez cuman mau ngobrol empat mata sama dia."

Rissa mengangguk dan tersenyum. "ya udah kalo gitu, hati-hati ya sayang, jangan sampe ucapan kamu bikin Vellyn sakit hati. Nanti kamu bakalan nyesel." ucap Rissa sembari memegang pundak Varez.

"ngapain nyesel? dia orang asing bagi Varez, bund. dan bunda tau? Varez maunya sama Riri, bukan Vellyn." tegas Varez.

"Varez, Vellyn itu Riri. Sahabat kecil kamu." Rissa memberitahu anaknya, tapi tetap saja Varez tidak percaya.

"Varez gak percaya, bund. Ya udah Varez pergi dulu." kata Varez dengan mencium tangan bundanya.

Rissa menghela napasnya saat melihat Varez yang sudah pergi melangkahkan kakinya.

"dikasih tau gak percaya, tapi nyariin terus, Riri ada didekat kamu sekarang Rez, dia yang akan menjadi istrimu."

☆☆☆

Varez sudah sampai ditempat tujuan, terdapat Vellyn yang sudah menunggu sendirian disana.

"sorry, lama." kata Varez sembari ikut duduk bersama Vellyn. Sementara Vellyn hanya mengangguk saja.

"ada apa lo ngajak gue ketemuan disini?" Vellyn bertanya dengan menatap sekilas wajah Varez.

"gimana kalo kita nikah kontrak?" ucap Varez tiba-tiba.

Vellyn berdiri dari posisi duduknya. "lo gila? pernikahan bukan mainan Rez.. meski gue sama lo gak saling cinta, tapi jangan sampe dimainin."

"terus gimana? lo cuman orang asing Vell, gua gak akan bisa cinta sama lo." Varez ikut berdiri dari duduknya, dan menghampiri Vellyn yang sudah terdiam didepannya.

"begitupun dengan gue, disini bukan cuman lo doang, Rez."

"udah lah kalo lo ngajak gue kesini cuman buat hal kaya gini, gak usah. inget ya, gue gak mau ngecewaiin bokap nyokap gue Rez" Vellyn berucap dengan panjang lebar pada Varez.

"satu lagi, emang lo mau kalo semisal nanti ketauan, terus bunda sama ayah lo kecewa sama lo? gue gak mau ngecewaiin mereka, urusan itu, kita pikirin lagi nanti." Vellyn berucap kembali pada Varez. Memang, ia tidak ingin mengecewakan seluruh keluarganya. Lagipula, pernikahan bukanlah untuk dipermainkan.

Valyn life's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang