perjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN.
⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️
Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA.
"Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...
Happy reading • • • • before that don't forget to vote, follow, and comment, don't be a dark reader. • • •
Hari ini ialah hari libur.
Vellyn kini sedang berada di mall dengan ke empat sahabatnya, tak lupa dengan Varez pun yang pergi dengan ke empat sahabatnya, dengan berniat untuk mencari tahu tentang geng yang pernah mensekap Vellyn. Tanpa temannya tahu, kecuali Gio.
Tetapi, Varez tidak mengetahui Vellyn sedang berada dimana, dikarenakan Vellyn pergi tanpa berpamitan.
"Rez, mau kemana sih nih kita?" teriak Kevin dengan posisi menjalankan motornya.
"ikut aja ngapa sih" timpal Rian dengan tak kalah berteriak.
Kevin yang mendengarnya berdecak kesal, dia bertanya karna ingin tahu yang sebenarnya akan kemana, karna Varez tidak memberitahunya.
Sedangkan disisi lain, ada Vellyn dkk yang sedang berjalan-jalan di mall.
"omaygatt, itu lucu banget gak sih guys?" heboh Shella ketika melihat barang yang sangat unik dan kecil lucu.
keempatnya mengikuti arah tangan Shella yang menunjuk pada sebuah barang yang tadi ia hebohkan. Tetapi saat mereka melihatnya, mereka membulatkan matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bianca menoyor pelan kepala Shella. "anjir gue kira apaan, itu mainan bocil Shella Marshellaa" ucapnya.
Shella mengusap kepalanya yang terasa ngilu sedikit. "ih apaan sih Ca, emang beneran itu barangnya lucuu"
Bianca melangkahkan kakinya. "terserah lo dah, susah emang ngomong sama anak kecil," cibir Bianca.
Bianca mengajak keempat sahabatnya untuk membeli baju terlebih dahulu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ca, anter gue bawa kameja itu ya, ya, ya?" ucap Shella dengan memohon.
Mau tidak mau, Bianca pergi menemaninya, padahal dia juga ingin memilih baju yang lainnya.