— Darah dibalas dengan Darah.
Satu minggu berlari, kini hari senin telah tiba, Vellyn dan Varez bergegas untuk pergi ke sekolah bersama.
Setelah teman-temannya tau jika Vellyn dan Varez sudah menikah, mereka berdua selalu berangkat bareng, dan tidak menutupinya lagi.
Begitu pula dengan siswa-siswi di sekolah, mereka mengira Varez dan Vellyn pacaran, selayaknya anak SMA.
"Varez, cepetan napa? lo mau kita telat? gue gak mau dihukum ya!" ucap Vellyn mengomeli suaminya.
Varez berjalan menghampiri Vellyn yang sudah menunggunya di depan pintu rumah, dengan penampilan dasi yang melingkar dilehernya, baju dikeluarkan, sama persisnya ketika ia sudah selesai tawuran.
"bawel, ayo naik." ucap Varez menarik pergelangan tangan Vellyn.
Vellyn berusaha melepasnya. "diem dulu, sini lo--" kata Vellyn dengan menarik dasi yang melingkar di leher Varez.
"lo kalo mau sekolah tuh harus rapi, bukannya acak aduk gini, lo tuh pelajar!" omel Vellyn seraya merapikan dasi Varez.
Saat gadisnya sedang mengomel, Varez mencuri kesempatan untuk mencium kedua pipinya.
"udah ngomelnya?" tanya Varez ketika ia berhasil mencium kedua pipi istrinya.
Vellyn mematung, ia memberhentikan aksinya ketika Varez menciumi pipinya. "udah ah ayo, nanti telat." ujar Vellyn dengan mendahului Varez masuk ke dalam mobil.
Varez tersenyum melihat tingkah gadisnya yang mungkin dia sedang salah tingkah.
Tanpa menghabiskan waktu lebih lama lagi, Varez segera menyusul Vellyn ke dalam mobilnya, ia mulai menyalakan mesin mobil.
Selang beberapa menit, dengan kecepatan yang Varez bawa, keduanya sudah sampai di depan sekolah.
Vellyn dan Varez turun dari mobil secara bersamaan. Namun nihil, tidak ada satupun siswa/siswi yang berada disana.
"ayo ah cepet kita ke lapang, upacara kayanya udah dimulai" kata Vellyn dengan menarik pergelangan tangan suaminya.
Sedangkan Varez, ia hanya menurutinya saja, dari pada dia kena omelan lagi, mending menurut. Pikirnya begitu.
Namun, ketika Varez dan Vellyn hendak memasuki lapangan sekolah, disana semua siswa/siswi tidak sedang ber-upacara, melainkan sedang melihat seseorang yang terlihatnya seperti pingsan.
Vellyn memberhentikan langkahnya, begitu pula dengan Varez. "Rez, itu ada apa ya? kok gak pada upacara?" tanya Vellyn dengan suara yang bergumam.
Varez terdiam tidak menjawab pertanyaan gadisnya. Ya, bagaimana mau menjawab? orang Varez saja tidak tahu.
Vellyn berdecak karna ia tidak mendengar jawaban dari Varez. "Varez, ish!"
Varez menaikkan sebelah alisnya dan memegang kepala Vellyn dengan lembut. "bentar ya sayang, gue mau cek kesana, lo diem disini. Jangan ikut liat, oke?" ucap Varez pada Vellyn.
Saat Vellyn akan menjawab, Varez sudah lebih dulu berlari ke arah tengah lapangan yang sedang diriuh semua siswa/siswi.
"kebiasaan" gumam Vellyn dengan sedikit kesal.
Sementara suasana ditengah lapangan, banyak siswa/siswi yang meriuh. Varez menerobos setiap siswa/siswi disana.
"hubungin Varez sekarang juga Vin!" gertak Rian dengan mata yang memerah.
Napas Kevin tidak beraturan, dia bingung apa yang harus ia katakan pada Varez.
"ben-" ketika Kevin akan menjawabnya, Varez memegang bahu Kevin yang membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valyn life's
Novela Juvenilperjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN. ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA. "Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...