Happy Reading
-pindahan.
Satu hari Varez dan Vellyn menginap di kediaman keluarga Adhiwijaya. Dan sekarang ialah hari dimana mereka akan berpindah ke rumah yang sudah Wijaya belikan untuk Varez.
"siap-siap." kata Varez pada Vellyn yang kini tengah memainkan ponselnya.
Vellyn mendengus kesal. "lo bisa gak sih, kalo ngomong gak usah setengah-setengah?" kesalnya.
Varez menghela napasnya dengan pelan. "siap-siap, hari ini kita pindah." kata Varez mengulanginya dengan kata yang sedikit panjang.
Vellyn membelakkan matanya. "pindah? jadi kita gak akan ke rumah mama lagi, dong?"
Varez hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu, ia meraih ponselnya untuk dimainkan olehnya. Sedangkan Vellyn, ia segera beranjak dari duduknya, dan pergi merapikan baju-bajunya.

Varez membuka ponselnya hanya untuk membalas pesan dari group saja. Lalu setelah itu, ia ikut membereskan baju-bajunya.
"(kalo semisal gak akan balik ke rumah Mama lagi, nanti Mama kangen sama gue, gimana?)"
Vellyn melamun saat sedang membereskan baju-bajunya ke dalam koper.
Saat ia hendak berdiri, dan ingin membuka lemari. Koper milik Varez, yang dia simpan di atas lemari, hampir saja jatuh.
Varez yang tadinya berjalan santai, ia bergegas berlari melindungi Vellyn. Alhasil, punggung dia yang terkena.
Varez meringis. Vellyn yang melihat itu segera bertanya padanya.
"Varez, lo gapapa? maaf, gue gak pokus tadi" kata Vellyn dengan meminta maaf.
Varez berdecak. "kalo semisal mau apa-apa tuh, liat pake mata. gak usah ngelamun mulu."
Vellyn yang mendengar itu hanya menghela napasnya. "ayo, gue obatin." ucapnya dengan lemas.
Varez yang hanya diam menerima olesan terhadap luka dipunggungnya, terheran. "(tumben? kenapa?)" ujarnya didalam hati.
Varez memberhentikan tangan Vellyn yang sedari tadi mengoleskan salep di luka punggung Varez.
"kenapa?" tanyanya dengan mencekal pelan tangan Vellyn.
Vellyn melepaskan tangan Varez yang menyekal tangan dia. "gapapa, gue mau lanjut beresin baju dulu." ucapnya dengan melangkahkan kakinya.
Sedangkan Varez, ia hanya menatapnya dengan heran. "aneh" gumamnya.
Seusai Vellyn membereskan baju-bajunya, ia melamun kembali didekat jendela kamar Varez.
"anak bunda ini, kamu kenapa?" tanya Rissa yang baru saja memasuki kamar Varez.
Vellyn menoleh kebelakang dengan tersenyum tipis. "Vellyn gapapa kok bunda, cuman lagi sedikit gak enak badan." ucapnya sembari tersenyum.
Rissa memegang pundak Vellyn. "jangan bohong sama bunda, Vell. Varez bilang tadi, setelah dia bilang akan membawa kamu pindah, kamu jadi diam terus dari tadi" ujarnya sembari menatap Vellyn..
KAMU SEDANG MEMBACA
Valyn life's
Teen Fictionperjodohan yang Vellyn duga itu kesengsaraan ini malah sebaliknya, yaitu munculnya KEBAHAGIAAN. ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Bijaklah dalam membaca. DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA. "Vell gua kira perjodohan yang berasal dari keluarga...