Chapter 7

930 145 25
                                    

Mina pov

Aku tahu dia masih terluka ketika dia melihatku bersama tzuyu. Tapi aku tidak tahu mengapa aku merasa seperti ini. Tapi tetap saja...tzuyu adalah pacarku sekarang...bukan dia.

Tapi perasaan bersalah itu selalu ku rasakan saat aku melihat matanya yang terluka dan melihat seluruh wajahnya. Itu membuatku ingin memeluknya dan mengatakan padanya bahwa ini bukan apa-apa...hanya kau yang masih di hatiku...

"Apa-apaan!" aku bergumam pelan.

Apa yang baru saja aku pikirkan? Apa aku benar-benar mengatakan itu dalam pikiranku? Hanya dia yang ada dihatiku?

"Ya tuhan...kau sudah gila, mina!" kesalku pada diriku sendiri.

Tapi perhatianku teralihkan saat mendengar ponselku berdering.

Bip...bip...bip...

1 pesan dari jihyo...

Aku membuka ponselku dan membaca pesannya.

Besok, jeongyeon akan pergi meninggalkan Korea. Aku tidak tau kapan dia akan kembali. Aku tidak tau bagaimana sebenarnya perasaanmu tentang dia. Tapi setidaknya temuilah dia dan minta maaf lah padanya sebelum kau menyesal di kemudian hari. Kami semua besok akan berada di bandara untuk mengantarnya. Aku berharap kau bisa datang besok...sebagai temannya.

Aku menjatuhkan ponselku saat membaca pesan dari jihyo.

Dia pergi...? Mengapa...? Kenapa tiba-tiba...?

Tidak...ini tidak mungkin terjadi...kenapa dadaku terasa begitu sakit?

Aku yang putus dengannya...tidak...ini tidak benar! Aku punya tzuyu...dia pacarku sekarang.

Tapi kenapa? Kenapa aku tiba-tiba memikirkan dia? Mengapa aku peduli apakah dia akan kembali kesini atau tidak?

Seharusnya aku merasa bahagia untuknya, karena itu berarti dia akan pergi dari hidupku. Tidak ada perasaan bersalah, tidak ada perasaan sakit setiap kali aku mengunjungi kafe.

Tidak....hubungan kami tidak berarti lagi. Ketika aku mengatakan putus padanya...air mata yang mengalir di pipinya...saat ketika aku melihatnya tidak memiliki ekspresi kegembiraan lagi...saat dia menjadi seperti robot...dia hanya hidup namun mati di dalam...dan itu terus membuatku merasa bersalah...

Aku duduk kembali di tepi tempat tidurku. Tanpa sadar air mataku sudah berada di ujung mataku, menunggu untuk keluar.

Kenapa aku menangis? Apakah aku masih mencintainya?

Saat-saat kita masih bersama bermain di dalam kepalaku. Saat dia melindungiku, saat dia peduli padaku, saat dia menggenggam tanganku, saat dia mencium bibirku dan betapa dia mencintaiku.

Aku mulai berpikir...kenapa aku putus dengannya? Tidak ada alasan khusus, itu hanya karena aku...aku terlalu lelah, bosan dengannya dan tidak ada cinta lagi.

Tapi kenapa aku menangis sekarang? Mengapa saat-saat itu sangat berarti bagiku sekarang?

Aku menggeser layar hp ku, mencari foto kita bersama. Mengenang saat-saat kita kembali kesana, kita bersenang-senang. Dia mencintaiku dengan sepenuh hatinya dan aku juga mencintainya...waktu itu.

Tapi setiap kali aku pergi dengan tzuyu atau teman-temanku...orang pertama yang datang ke pikiranku adalah dia. Meskipun aku tidak pergi ke tempat yang biasa kita kunjungi tapi wajahnya masih selalu ada dan mengingatkanku padanya.

Setiap malam, sebelum tidur aku selalu melihat foto kita...masih ada di mejaku. Kupikir aku tidak mencintainya lagi tapi terkadang aku memimpikannya.






Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang