Jeongyeon pov
Sudah 3 bulan sejak dia mengakhiri hubungan kami. Tapi sayangnya dia masih saja di dalam pikiranku. Wajahnya yang cantik terus terlintas di pikiranku.
Setiap kali aku memejamkan mata aku melihat gambarnya di kepalaku dan setiap kali aku sendirian di kamar, suaranya selalu bergema di kepalaku.
Bagaimana mungkin aku bisa melupakan cintaku?
Aku berjalan lemas menuju kamarku, menangis sendirian seperti biasanya. Hatiku sudah hancur berkeping-keping dan tidak ada yang bisa memperbaikinya lagi.
Aku merasa kosong saat berbaring ditempat tidurku. Aku tidak bisa melepaskan pikiran ku dari dirinya.
Aku hanya seorang pria miskin dan menyedihkan yang tidak memiliki apa-apa lagi. Aku tidak punya apa-apa untuk dirasakan dan perasaanku sudah menjadi mati rasa.
Terlalu menyakitkan bagiku untuk menghadapi kenyataan bahwa dia tidak berada disisiku lagi.
Tahukah kamu betapa sulitnya hal ini untukku?
Aku tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan hatiku. Untungnya teman-teman setiaku selalu bersamaku selama dia tidak ada di dekatku.
Aku mulai memejamkan mataku, berharap bisa menghilang rasa sakit yang memenuhi hatiku saat ini.
Pagi hari...
Perlahan aku membuka mataku saat mendengar alarmku berbunyi. Sudah jam 6 pagi, saatnya aku bersiap-siap untuk bekerja lagi.
Aku bersiap-siap dan menyeret diriku langsung menuju kafe. Aku sudah berhenti bekerja di toko buku tempat biasa aku bekerja paruh waktu karena aku merasa tubuhku sangat lelah akhir-akhir ini. Dan sekarang aku hanya bekerja di kafe jackson hyung setiap harinya.
Aku tiba di kafe dan aku langsung disambut oleh jackson hyung saat aku memasuki kafe miliknya.
"Kau pasti menangis lagi semalam?"katanya pelan sambil meletakan kedua tangannya di bahuku.
Aku hanya tersenyum lemah padanya, karena dia yang paling mengenalku dari semua teman-temanku yang ada di kafe ini.
"Jeong, kau tidak bisa seperti ini lagi. Sudah 3 bulan, kau harus move on dari wanita itu. Tolong berhenti menyakiti dirimu sendiri, jeong..." dia memelukku dan aku memeluknya kembali.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa..hatiku masih berdarah sampai sekarang. Jika saja aku tidak melihatnya lagi, mungkin aku bisa memperbaiki hatiku dengan perlahan. Tapi kau tau sendiri bagaimana jahatnya mina padaku...dia selalu datang ke sini sambil berpegangan tangan dengan pacar barunya dan selalu bertingkah mesra di depanku..."kataku padanya sambil menahan air mataku yang mengalir.
Dia mengusap punggungku dengan lembut untuk menenangkan diriku.
"Aku tahu jika kau sangat terluka dan itu akan sangat sulit menyembuhkannya. Tapi tetap saja kau tidak bisa melakukan ini selamanya. Aku tau kau bisa melupakan dia dan melanjutkan hidupmu tanpa adanya wanita itu. Aku tahu kau bisa melakukannya..."dia menghiburku dan aku hanya tersenyum lemah sambil mengangguk padanya.
"Cuci wajahmu sekarang dan perbaiki dirimu. Sudah hampir jam 7 pagi, kita masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan..." katanya sambil menepuk bahuku.
Aku pun mencuci wajahku dan mulai bekerja dengan membuatkan pesanan secara otomatis.
Tapi pikiranku masih saja memikirkan dia...sialan!!!
Apa kau bahagia sekarang, mina? Aku senang jika kau bahagia tapi ini sangat menyakitkan bagiku. Kau meninggalkan ku tanpa cinta...tanpa rasa sakit...tanpa melihat kebelakang.