Jeongyeon dan semua keluarganya sudah kembali ke seoul begitu pun dengan mina yang sejak hari itu selalu mengikuti jeongyeon kemana pun dia pergi.
"Kyungwan, mina tak sarapan disini? Dia juga sudah kembali ke seoul kan?" tanya taecyeon saat jeongyeon bergabung untuk sarapan.
"Aku tak tahu dan tidak akan mau tau, hyung..."jawab jeongyeon sambil mengambil roti yang telah di siapkan pelayannya.
Mendengar jawab jeongyeon membuat tuan park yang sedang membaca berita lewat ipad melirik kedua puteranya bergantian.
"Apa kalian belum berbaikan? Apa kau masih belum memberinya kesempatan, kyungwan...?"ujar tuan park membuat jeongyeon mulai kehilangan nafsu makan karena membahas hal itu sepagi ini.
"Aku tidak tahu, appa. Aku hanya belum bisa membuka hatiku lagi..."jawab jeongyeon yang sudah tak lagi tertarik mengunyah roti yang ada di tangannya.
Tuan park dan taecyeon melirik satu sama lain dengan khawatir saat mendengar jawaban jeongyeon.
"Nak, kau bisa bercerita pada appa atau hyungmu kapan pun kau mau..."ucap tuan park yang dibalas dengan anggukan oleh jeongyeon.
"Oh iya, bagaimana dengan proyek baru kita? Apa itu berjalan lancar?"tanya tuan park mencoba mengganti topik pembicaraan.
"Itu lancar, appa. Dari laporan yang diberikan dahyun padaku, hasilnya bagus dan memuaskan..."jawab jeongyeon kembali melanjutkan sarapannya.
"Bagaimana dengan dahyun? Apa dia senang di tempatnya yang sekarang?"tanya taecyeon.
"Sepertinya dia lebih senang dengan tempatnya yang sekarang, hyung..."taecyeon menganggukkan kepalanya sambil menyesap kopinya.
Setelah sarapan, jeongyeon bersiap untuk pergi ke kantor. Tuan park tak dapat melepas senyuman saat melihat jeongyeon nampak jauh lebih baik semenjak kembali dari jeju.
Setelah berpamitan, jeongyeon pun berangkat ke kantor bersama taecyeon. Di kantor pekerjaannya cukup banyak, sebenarnya tidak banyak hanya saja ia harus mengejar menandatangani dan memeriksa dokumen yang dia tinggal selama pergi liburan ke jeju.
Saat ia sedang sibuk dengan pekerjaannya, dahyun masuk dengan beberapa berkas di tangannya yang kemudian diberikan pada jeongyeon.
"Ini daftar beberapa proyek yang sedang kita kerjakan, aku menyusunnya seperti yang kau minta...."kata dahyun meletakkan berkas itu di atas meja jeongyeonm
"Thanks dahyun..."
Suara ketukan di ruangan jeongyeon membuatnya berhenti sebentar, untuk melihat siapa yang datang.
Dia bedecak kesal saat melihat seorang wanita muncul dari balik pintu dengan senyum yang sumringah.
"Hai jeongie..."sapanya saat mata mereka bertemu.
"Hmmm..." balas jeongyeon sebelum kembali fokus dengan kertas-kertas di atas mejanya.
"Hai dahyun..." dahyun tersenyum saat menatap mina sebelum memutuskan keluar dari ruangan jeongyeon untuk memberi privasi pada bosnya.
"Hai nona mina...Eum, aku ke ruanganku dulu, permisi..."pamit dahyun sebelum berlalu dari sana.
Mina berjalan mendekati jeongyeon dan mendorong beberapa kertas sebelum duduk dengan santai di atas meja jeongyeon.
"Maaf mengganggu waktumu..."ucap mina sambil menyilangkan kakinya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya jeongyeon dengan dingin.
"Kau..." jawab mina mengedipkan matanya pada jeongyeon.
"Jika kau hanya ingin mengganggu ku sebaiknya kau keluar saja dari sini!" ucap jeongyeon mengusir mina tanpa mau menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain (Completed)
Fiksi Penggemar"Kenapa kau selalu saja menyakiti hatiku, mina...?"