Chapter 20

652 105 17
                                    

Jeongyeon berdiri di gedung perusahaannya dengan setelan jas yang nampak begitu mewah. Wajahnya sedari tadi terlihat cemberut saat berdebat dengan kekasihnya.

"Satu minggu, sayang...dan itu artinya aku tidak bisa bersama mu selama satu minggu..."kesal jeongyeon mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Iya aku tau...tapi bagaimana lagi, aku harus tetap pergi untuk meninjau persiapan peresmian resort itu, sayang..."ucap sana mendekati jeongyeon dan memeluknya dari belakang.

Sana terpaksa harus pergi ke jeju untuk memeriksa semua persiapan peresmian resort yang berhasil mereka bangun dengan waktu yang lebih cepat dari waktu yang mereka targetkan.

"Kenapa kita berdua tidak bisa pergi bersama? Dan kenapa harus kau, dahyun dan Irene kan juga bisa mengurus hal itu..." jawab jeongyeon dengan wajah cemberut.

"Tidak bisa, sayang...kau kan harus menyelesaikan proyek yang kau kerjakan bersama mina. Dahyun dan Irene juga memiliki proyek lain yang harus mereka selesaikan...."jelas sana meletakkan dagunya di bahu jeongyeon.

"Bagaimana denganku? Apa kau tega meninggalkan ku sendirian di sini? Nanti, siapa yang akan membangunkan ku di pagi hari, siapa yang membuat bekal makan siang untukku? Siapa yang akan menjaga ku disini?" rengek jeongyeon seperti anak kecil.

"Sayang, itu hanya satu minggu dan itu bukan lah waktu yang lama...kau kan juga sudah besar dan kau pasti bisa mengurus dirimu sendiri, kan?"sana masih berusaha meyakinkan jeongyeon.

"Itu waktu yang lama sayang...bagiku satu minggu itu sangat lama. Aku tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dirimu di sisiku..."ucap jeongyeon mempoutkan bibirnya.

"Ya tuhan...kenapa kau terlihat seperti anak kecil begini hmm? Lihatlah, kyungie ku terlihat sangat menggemaskan sekali..." gemas sana mengigit pelan bahu jeongyeon.

"Sana...." kesal jeongyeon.

"Iya iya, maaf sayang..." sana tertawa saat melihat wajah cemberut jeongyeon.

Dia lalu membalikkan tubuh jeongyeon agar menghadap ke arah nya. Dengan gemas, sana langsung mencubit pipi jeongyeon.

"Jangan cemberut lagi...aku janji akan kembali secepatnya dan akan sering menghubungi mu ..." ucap sana sambil memberi kecupan di bibir jeongyeon.

"Hmmm..." gumam jeongyeon dengan senyum paksa.

"Kenapa kau menjadi lucu seperti ini hmm..."gemas sana sambil memainkan pipi jeongyeon.

"Terserah...." malas jeongyeon memutar matanya.

Tapi ekspresi wajahnya langsung berubah saat memerhatikan pakaian sana. Dia mengernyitkan alisnya sambil terus memeriksa tampilan sana.

"Sayang, sudah berapa kali ku katakan, kenakan pakaian yang bisa menghangatkan tubuhmu. Bukan pakaian seperti ini....lihat lah, itu terlalu terbuka..." kesal jeongyeon saat melihat pakaian sana.

"Mana? Ini sudah sangat tertutup, sayang..." ucap sana menunjuk pakaiannya.

"Tidak...ini sangat terbuka. Aishhh...kau ini..." kesal jeongyeon.

"Iya iya, aku akan menggantinya dengan pakaian yang lebih tertutup..." ucap sana mengalah pada jeongyeon

"Awas saja jika kau berpakaian seperti ini lahi saat di jeju..."sana hanya menarik napas dalam dan menganggukan kepalanya.

"Tidak akan, sayang..."balas sana sebelum melihat jam dipergelangan tangannya.

"Baiklah, aku pergi sekarang ya. Aku harus menyiapkan keperluan mu sebelum penerbangan ku siang ini..."jeongyeon mengangguk paham.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang