Jeongyeon terlihat sibuk dengan setumpuk kertas yang ada di depannya sampai terdengar suara ketukan yang berasal dari pintu ruangannya.
"Masuklah..."
Dahyun masuk keruangan jeongyeon dengan setumpuk kertas dan menyerahkannya kepada jeongyeon.
"Aku sudah melakukan semua yang kau minta, tuan kyungwan. Dan aku sudah mengumpulkan semua informasi tentang perusahaan Son Group..." jelas dahyun sambil memberikan berkas itu pada jeongyeon.
"Jangan panggil aku tuan, kita hanya sedang berdua saat ini. Jadi panggil namaku saja..." ucap jeongyeon sambil membaca berkas yang dibawa dahyun.
Dahyun hanya mengangguk dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Bagus, hyun. Kau memang bisa di andalkan..." ucap jeongyeon menganggukan kepalanya saat melihat semua informasi yang di dapatkan dahyun.
"Kalau begitu aku keluar dulu..." pamit dahyun membungkuk sebelum meninggalkan jeongyeon.
Jeongyeon tersenyum miring saat melihat semua informasi tentang perusahaan chaeyoung. Tapi perhatiannya teralihkan saat ponselnya tiba-tiba bergetar.
Dia mendapat kiriman foto sana dan chaeyoung yang terlihat sedang makan siang bersama di sebuah restoran. Jeongyeon tersenyum miring sebelum mematikan ponselnya dan kembali sibuk dengan laptopnya.
Karena sibuk bekerja jeongyeon tidak sadar jika sana sudah masuk ke dalam kantor nya sambil membawakan kopi dan cemilan kesukaan jeongyeon.
"Sayang..." panggil sana berjalan mendekati mendekati jeongyeon dan memeluknya dari belakang.
"Maafkan aku karena tidak bisa makan siang bersama mu..."ucap sana sambil meletakan dagunya di bahu jeongyeon.
"Aku sedikit kecewa, namun tak masalah karena kita masih punya waktu lain...." balas jeongyeon yang masih berpura-pura tidak tahu dengan apa yang dilakukan kekasihnya itu.
Sana tersenyum sambil mengingat pertemuannya dengan chaeyoung siang tadi, dimana mereka juga akhirnya makan siang bersama.
"Maafkan aku, kyungwan..." batin sana.
"Aku janji, kita besok makan siang bersama lagi, okey?"tanya sana sambil memutar kursi jeongyeon agar menghadapnya dan hendak mencium bibir jeongyeon.
Tapi jeongyeon dengan cepat berdiri dari kursinya dan mengambil kopi dan cemilan yang dibawa sana tadi. Dia dengan santai bejalan ke sofa dan duduk disana.
Sana sedikit heran dengan perubahan sikap jeongyeon padanya. Tidak biasanya jeongyeon menolak ciumannya dan menghindarinya.
"Sayang...kau marah padaku?" tanya sana mendekati jeongyeon dan duduk disebelahnya.
"Tidak...kenapa aku harus marah..." santai jeongyeon sambil menyesap kopinya.
Sana kembali tersenyum karena berpikir kalau jeongyeon mungkin hanya lelah dengan pekerjaanya. Dia lalu mendekatkan wajahnya dan mencium pipi jeongyeon.
"Mengapa kau setega ini padaku, sana? Kau ternyata lebih parah dari mina..." batin jeongyeon.
"Hei..."panggil sana sambil mengusap pipi jeongyeon saat melihat jeongyeon hanya mengaduk-aduk makanannya.
"Kenapa melamun? Ada apa hmm?"tanya sana.
"Tidak ada..." jawab jeongyeon.
"Bohong..." ucap sana dengan wajah curiga.
"Tidak..."
"Masih saja menyangkal, ada apa? Ayo ceritakan padaku?"sana mengambil tangan jeongyeon dan menggenggamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285395535-288-k635653.jpg)