Chapter 15

733 123 32
                                    

Hari demi hari jeongyeon terus di banjiri pekerjaannya. Taecyeon bahkan hampir tidak bisa tidur karena dia harus menyelesaikan semua laporan keuangan perusahaan mereka.

Sedangkan jeongyeon hampir tidak bisa bernapas karena dia memiliki tumpukan dokumen yang harus diselesaikan serta memeriksa semua kemajuan pada proyek mereka saat ini dan dia juga harus melaporkan semuanya pada taecyeon.

Semua orang berusaha untuk mencapai target yang telah mereka sepakati di dalam rapat terakhirnya.

Jeongyeon di kantornya, menyeruput cangkir kopi dengan mata fokus menatap monitor. Dia melepas kacamatanya sambil menggosok pelipisnya. Dia lalu menyandarkan dahinya ke tumpukan kertas yang ada di atas mejanya, mencoba untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan pekerjaannya.

Dia masih berusaha keras menyesuaikan diri dengan gaya hidup kantornya. Arsitek muda itu hampir tertidur lelap karena kopi tidak berefek lagi padanya.

Tapi matanya kembali terbuka saat mendengar ketukan pelan di pintunya. Sana membuka pintu dengan perlahan sebelum mengintip ke dalam ruangan. Dia pun langsung disambut oleh wajah kelelahan jeongyeon.

"Sayang, kau terlihat tidak bernyawa. Apa kau ingin aku memijatmu hmm?"goda sana saat dia semakin dekat ke meja jeongyeon.

Jeongyeon hanya mengeluarkan erangan kesal saat melihat dokumen lain yang baru saja diletakkan sana di atas mejanya.

"Apalagi itu, sayang? Aku sudah memiliki banyak dokumen yang harus diselesaikan...jangan bilang kalau aku harus mengerjakan tumpukan lainnya..."wajah jeongyeon berubah menjadi putus asa saat dia membayangkan tumpukan kertas lain yang akan dikirim ke ruangannya untuk di periksa.

"Tenang lah, kyungwan...aku di sini hanya untuk menanyakan apa yang ingin kau makan untuk makan siang mu?" sana berjalan ke belakang kursi jeongyeon dan mulai memijat bahu kekasih nya itu.

Jeongyeon menghela napas berat sambil menutup matanya saat merasakan pijatan tangan lembut sana di bahunya.

"Sayang...coba lihat itu, kalendernya bahkan sudah penuh dengan semua kegiatanku..." rengek jeongyeon menunjuk kalendernya yang penuh dengan banyak janji dengan rekan bisnisnya.

Sana meletakan kepalanya dibahu jeongyeon dan mencium pipinya. Dia merasa kasihan melihat jeongyeon yang sudah sangat sibuk bekerja beberapa hari ini.

"Apa kau menyukainya?"tanya sana memijat kepala jeongyeon.

"Hmmm...ini sangat membantuku, sayang..."jawab jeongyeon dengan mata tertutup.

"Jadi...kau mau makan apa siang ini?"tanya sana tanpa menghentikan pijatannya.

"Aku ingin daging yang banyakkkk...." ucap jeongyeon seperti anak kecil yang membuat sana tertawa.

"Oke oke...aku akan menyiapkan daging yang banyak untuk kyungie ku..."ucap sana mencubit pipi jeongyeon sebelum pergi keluar dari ruangan jeongyeon.

Sementara itu di dalam sebuah mobil mewah, mina sedang duduk menatap ke luar jendela menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi yang dilewati mobilnya.

Dia akhirnya berhasil menyakinkan dirinya dan semua orang untuk membiarkan dirinya mengejar cintanya lagi.

Dia sudah mengatakan dengan yakin pada jihyo dan momo bahwa dia benar-benar menginginkannya dan akan memperjuangkan cintanya.

Dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan status yang dimiliki jeongyeon saat ini. Sekarang dia hanya ingin mencoba dan berjuang untuk mendapatkan cintanya lagi.

Dia menghela napas gembira saat dia memegang foto dirinya dan mantan pacarnya dengan erat sebelum menyimpannya lagi. Hatinya berdebar saat mengenang kenangan lama yang dia miliki bersama mantan pacarnya.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang