Mina pov
Aku berjalan menuju kamarku karena aku merasa lelah dengan semua ini. Hatiku terasa sangat sakit, jeongyeon tidak pernah meneriaki ku sebelumnya dan tadi dia melakukannya hanya demi membela wanita itu.
Aku tau kalau aku terlalu kasar pada sana...tapi aku mengatakan semua itu hanya demi kebaikan jeongyeon.
Ahhhh....seharusnya aku tidak mengatakan hal itu, jeongyeon mungkin semakin membenciku sekarang.
Tapi mereka hampir saja berciuman!
Aku tidak ingin itu terjadi, tapi sana adalah pacarnya dan aku bukanlah siapa-siapanya sekarang.
Aku sudah mengacaukan pertemuan pertama kami hanya karena aku cemburu melihat mereka bersama.
Sial!!!
Sekarang semuanya menjadi semakin sulit.
Tapi setidaknya aku merasa senang karena sentuhan ku masih sangat berefek pada tubuhnya. Dan aku yakin dia juga masih memiliki perasaan untuk ku.
"Aishhh....jeongyeon bodoh! Kenapa dia harus bersama sana!!!"
Aku melihat jam di ponselku sebelum meletakkannya kembali di samping ku. Aku ingat betapa dekatnya wajah kami sebelumnya. Bahkan jantungku berdetak sangat cepat saat mengingat hal itu.
Aku sangat ingin mengecup bibirnya lebih lama tapi ku pikir dia akan semakin membenci ku jika aku melakukan itu.
Dia bahkan menatapku dengan rasa sakit dan kesedihan. Wajahnya terlihat sangat terluka tapi aku tau hatinya masih merindukan ku.
"Jeongyeon, aku benar-benar minta maaf. Ku mohon kembali lah padaku..."
Aku menggulingkan tubuhku menghadap langit-langit kamar ku dan menatapnya dengan kosong. Aku merentangkan kedua tanganku di tempat tidur.
"Bagaimana bisa aku tidur jika jantungku masih berdetak sangat keras untuknya..."
Aku memejamkan mata, pikiranku memutar ulang setiap momen yang kita lalui bersama termasuk saat aku meninggalkannya.
Maafkan aku jeong, aku memang bodoh. Tapi sekarang aku tahu bahwa kau lah alasan ku masih bernafas saat ini.
Aku pasti terlihat sangat menyedihkan saat ini, tapi aku pantas mendapatkan semua itu.
Kau sekarang membenciku dan kau akan terus mendorong ku untuk pergi. Aku benar-benar merasa putus asa saat ini.
Aku mencengkeram bajuku, meremasnya erat-erat berharap cara itu bisa mengurangi semua sakit yang ku rasakan. Tanganku gemetar dan hatiku menangis karena cintamu.
Aku sangat membutuhkan mu kembali lah dalam hidupku, jeongyeon. Jika aku dapat memutar waktu kembali, maka aku akan pergi ke hari aku mulai mengacuhkan mu. Aku akan memastikan untuk tidak membuat keputusan bodoh itu.
Meninggalkan mu adalah ide terbodoh yang pernah aku buat dalam hidupku. Jika aku memutar waktu kembali, maka aku akan memelukmu erat-erat dan tidak akan melepaskan mu.
Aku merasakan air mataku mulai mengalir di pipiku. Aku sedih karena aku merasakan kehilangan mu selamanya karena wanita itu.
Dia telah berhasil mengembalikan senyum itu di wajah mu, senyum yang pernah aku ambil darimu.
Aku menutup mataku mencoba untuk tidur. Tapi ponselku tiba-tiba bergetar, aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 11 malam.
Aku mengerutkan kening ku saat melihat nama appa ku muncul di layar ponsel ku.
"Ya appa...?"
"Benarkah appa? Terima kasih appa, saranghae....."