Bau khas rumah sakit dan obat-obatan menyeruak dalam penciumannya. Dengan perlahan ia mulai membuka matanya dan mendapati ruangan serba putih dengan alat-alat medis di sekitarnya dan seorang gadis yang tertidur sambil menggenggam tangannya.
Jeongyeon tersenyum sedih saat melihat mata wanita itu bengkak seperti habis menangis. Jeongyeon dengan perlahan menarik tangannya dari genggaman tangan wanita itu.
Sampai beberapa menit wanita itu pun akhirnya mulai terbangun dari tidurnya. Jeongyeon tetap diam memperhatikan dengan seksama setiap gerak-gerik mina yang sedang mengusap pipinya dari sisa air matanya.
Setelah cukup sadar, mina menoleh dan melihat jeongyeon yang ia pikir masih belum sadar. Tanpa butuh waktu lama, mina langsung memeluk dan menangis saat melihat jeongyeon sudah membuka matanya.
"Bodoh!!! Kenapa kau melukai dirimu sendiri? Tak tahu kah kau betapa takutnya kami hah!!!"ucap mina dalam tangisnya.
Jeongyeon membawa tangan kanannya untuk memeluk mina dan mengusap punggungnya.
"Aku takut, jeong. Aku tidak ingin kehilangan mu hiks hiks..." kata mina dengan isak tangisnya.
"Maaf...."gumam jeongyeon merasa bersalah karena sudah membuat orang-orang khawatir dengannya.
"Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu..."ucap mina melepaskan pelukannya dan hendak memanggil dokter namun tangannya di tahan oleh jeongyeon.
"Ada apa? Apa tangan dan kepalamu masih sakit...?"tanya mina dengan khawatir.
"Tetaplah disini..."ucap jeongyeon dengan lemah.
"T-tapi aku harus memberitahu dokter tentang kondisi mu dulu..."ucap mina dengan lembut.
"Tak bisa kah kau mengikuti permintaan ku saja?" tanya jeongyeon yang membuat mina terdiam.
Mereka berdua saling menatap dengan mina yang tak kuat lagi menahan tangisnya saat melihat luka di tangan jeongyeon.
Mina mengambil tangan jeongyeon untuk dia genggam dan menaruh telapak tangan jeongyeon di pipinya.
"Jangan pernah lakukan itu lagi..."ucap mina sambil mengelus tangan jeongyeon yang berada di pipinya.
"Wae? Apa kau takut hm?" tanya jeongyeon mencoba sedikit bercanda saat melihat mina masih betah menangisinya.
Takkkkk
Tapi sebuah jitakan langsung mendarat di kepala jeongyeon.
Mina benar-benar merasa kesal dan tidak habis pikir dengan jeongyeon yang masih bisa bercanda dan menggodanya pada saat seperti ini.
"Awwww....kenapa kau memukul ku?" jeongyeon mendengus kesakitan.
"Berhenti bermain-main denganku!! Kau pikir semua ini lucu hah?"ucap mina yang kembali menangis.
Jeongyeon yang merasa bersalah pun menarik tangan mina sehingga wanita itu duduk di tepi ranjang tempat ia berbaring.
Dia menarik wanita itu ke dalam pelukannya dan mengusap lembut punggung mina.
Mina bukannya berhenti menangis tapi malah semakin terisak dalam pelukan jeongyeon. Dia merasa terharu saat jeongyeon memperlakukannya seperti itu.
Beberapa hari kemudian...
Jeongyeon sudah diperbolehkan pulang sejak kemarin siang. Hal itu terjadi karena dia selalu merengek dan memohon kepada tuan Park agar dia di pulangkan ke rumah karena dia merasa sudah baik-baik saja.
"Mina..."panggil tuan park yang membuat mina tersadar dari aktivitas melamunnya.
"Paman..."
"Kau memikirkan apa?"tanya tuan Park dan duduk di samping mina.