Chapter 23

567 108 48
                                        

"Mina?" suara seorang wanita disebrang sana.

"Hai ji, kau sudah sampai?"jawab mina dengan nada lemah membuat jihyo mengerutkan keningnya.

"Ya, aku baru saja sampai. Kau baik-baik saja di sana?"tanya jihyo sedikit cemas.

"Ya, aku baik-baik saja. Sudah istirahat?"jawab mina mencoba mengatur suaranya agar isakan nya tak terdengar oleh jihyo.

"Jangan berbohong padaku, mina. Apa yang terjadi padamu? Kau jelas tidak sedang baik-baik saja? Apa ini karena jeongyeon lagi?"tanya jihyo.

"T-tidak...aku hanya kelelahan saja..." bohong mina berusaha meyakinkan jihyo.

"Hufff...aku tau kau berbohong mina..."mina hampir memecahkan tangisnya jika ia tak berpikir bahwa sekarang ia sedang berada di dalam taxi.

"Maaf ji, aku belum bisa memberitahu mu...tapi tenang saja, aku akan baik-baik saja..." ucap mina berusaha meyakinkan jihyo lagi.

"Aku pegang kata-katamu itu mina. Jika kau sudah siap, kau bisa menghubungi ku kapan saja. Aku pasti akan selalu mendengarkan curhatan mu..." ucap jihyo mencoba bercanda di akhir kalimatnya.

"Iya ji, terima kasih..."gumam mina.

"Ya sudah...kalau begitu, aku akan menutup teleponnya. Kau pasti butuh tidur..."ucap jihyo.

"Iya ji..."

Panggilan mereka usai, mina tersenyum merasa bersyukur mempunyai sahabat seperti jihyo yang selama ini selalu perhatian dan selalu ada untuk dirinya.

Mina menarik napas nya dalam-dalam lalu memposisikan tubuhnya dengan nyaman dijok mobil. Mencoba melupakan rasa sakit hatinya. Bagaimana pun ia tak bisa terus larut dalam kesedihannya.

Sedangkan di sisi lain, jeongyeon sedang berada di dalam mobil bersama sana yang baru saja kembali dari jeju.

"Sudahlah sayang, jangan terus cemberut...."ucap sana membujuk jeongyeon.

Sana baru saja sampai di seoul dan langsung pergi ke kantor untuk memberikan kejutan pada kekasih yang sudah ia tinggal selama 5 hari. Dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke rumah jeongyeon.

"Kau berjanji waktu itu akan selalu menghubungi ku selama berada di jeju, tapi pas tiba di sana kau selalu sibuk dan jarang mengangkat telponku..."ucap jeongyeon yang masih kesal dengan kekasihnya itu.

"Maaf sayang..."ucap sana sambil menggenggam tangan jeongyeon dan menatap wajah itu dalam dan penuh cinta.

"Tsk..." jeongyeon berdecak kesal dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Sana yang melihat itu langsung menarik jeongyeon untuk memeluknya. Dia merasa bersalah karena sudah mengabaikan kekasihnya itu selama beberapa hari terakhir.

"Kau tak ingin pulang ke rumah mu?"tanya jeongyeon karena mobil mereka sudah mulai memasuki daerah rumah jeongyeon.

"Aku tidur di rumah mu saja...aku merindukan mu..."ucap sana menggoda jeongyeon.

"Sana..." dengus jeongyeon kembali mengalihkan pandangannya karena salah tingkah.

Mobil pun berhenti, sana dengan cepat keluar dari mobil dan membuat jeongyeon mengikutinya.

"Wae?"tanya sana menghampiri jeongyeon yang berdiri dibelakang mobil.

"Kau yakin ingin menginap di rumah ku?"tanya jeongyeon kembali memastikan.

"Ya sayang...aku sangat yakin..."sana menggangguk semangat, ia langsung memberitahu sopir agar menurunkan kopernya.

Mereka pun berjalan ke kamar jeongyeon yang berada di lantai tiga. Jeongyeon memilih mandi sedangkan sana memilih mengganti pakaiannya dan berbaring di tempat tidur jeongyeon. Dia masih merasa sangat lelah setelah perjalanan panjangnya dari jeju.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang