Chapter 28

614 108 57
                                    

"Jeongyeon...apa yang kau lakukan disini?" tanya mina yang menghentikan langkah jeongyeon.

"Kau sendiri?" jawab jeongyeon masih membelakangi mina.

"Apa hobimu sekarang menanyakan apa yang orang lain tanyakan sebelum menjawab pernyataan mereka?"jeongyeon dengan perlahan membalikkan badannya untuk melihat mina.

"Aku hanya sedang mencari udara segar...kau?" tanya jeongyeon sambil memasukan tangan ke dalam sakunya.

"Sama seperti mu..."mina mendekap tubuhnya sendiri yang kedinginan karena tidak menggunakan jaket.

"Bodoh..."gumam jeongyeon saat melihat bibir mina bergetar karena kedinginan.

Jeongyeon melepas jaketnya dan melemparkannya pada mina.

"Pakai itu...." ucap jeongyeon berniat pergi dari situ tapi terhenti saat mendengar sesuatu yang membuatnya menjadi gugup.

"Gomawoo.....jeongieeee..."mina tersenyum manis ke arah jeongyeon.

Jeongyeon buru-buru mengalihkan pandangannya dan berjalan meninggalkan mina.

"Jeongieee...tunggu aku..." mina beranjak dari tempat duduknya untuk mengejar jeongyeon dan berjalan di sampingnya.

Suasana diantara mereka menjadi sunyi, namun tidak ada kecanggungan setelah perbincangan ringan tadi. Hanya saja mereka benar-benar larut dalam pikiran masing-masing atau mereka benar-benar menikmati udara di malam hari.

Jeongyeon membiarkan mina terus mengikutinya karena dia sedang malas berdebat saat ini. Dia merasa lelah dan hanya ingin menikmati angin malam ditepi pantai.

Setelah menemukan tempat yang pas, jeongyeon mencari tempat yang nyaman dan bersih untuk dia duduki.

Tempat itu terlihat sedikit gelap karena jauh dari penerangan lampu jalan. Hanya cahaya bintang dan bulan sebagai alat bantu penerangan di tepi pantai itu. Bahkan tempat itu sangat sepi, meski malam belum terlalu larut.







Mina pov

"Jadi bagaimana sekarang?" tanyaku duduk disebelahnya sambil memandang laut yang luas.

"Aku akan mulai dari awal lagi..."jawabnya singkat dan sederhana. Bahkan dia tidak repot-repot untuk menatapku.

"Maksudmu?"tanyaku dan dia langsung menoleh ke arahku dan tunggu...apa dia tersenyum?

Ya tuhan...dia benar-benar tersenyum padaku.

Tapi, aku merasa dia benar-benar aneh hari ini. Beberapa waktu lalu dia bersikap menyebalkan seperti biasanya dan sekarang sikap nya lebih ramah dan bersahabat kepada ku.

"Tidur dengan setiap wanita yang ku lihat..." aku melotot dan langsung memukul kepalanya saat mendengar kata-katanya.

"Yahhhh...jangan berani melakukan itu!!!" dia terkikik pelan sambil mengusap kepalanya.

Aku tau dia sedang mengejekku setiap kali aku mengomelinya seperti saat ini.

"Aduh...wae? Terserah padaku jika aku ingin melakukan itu, kan? Aku single sekarang dan itu tandanya aku bebas melakukan apapun. Termasuk tidur dengan semua gadis yang ku temui..."aku mencubit perutnya dan menatapnya dengan tajam.

"Tidak...kau tidak boleh melakukan itu!!!" teriakku memperingatinya.

"Aishhh...kau bukan siapa-siapa ku mina. Jadi kau tidak berhak melarang ku..." balasnya sambil memutar matanya dengan malas.

"Aku calon istrimu..." jawab ku spontan yang membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"Kau? Tidak tidak...itu tidak mungkin terjadi..." katanya masih dengan tawanya.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang