"Jika aku jadi dia, aku akan menjebakmu agar terperangkap dan tak punya pilihan lain selain menikahiku..." ucap jisoo yang membuat jeongyeon terkekeh.
Sejak pertemuan mereka di jeju, jeongyeon dan jisoo menjadi teman dekat. Mereka berdua juga sering curhat satu sama lain dan berbagi cerita masa lalu mereka. Entah mengapa jeongyeon merasa nyaman saat menceritakan masalah nya pada jisoo.
Seperti saat ini, jisoo yang kebetulan sedang berada di seoul datang berkunjung ke mansion jeongyeon.
Mereka berdua sedang bercerita di taman belakang mansion dengan bintang dan bulan yang menemani mereka.
"Ketakutan mu itu berlebihan bahkan tak seharusnya..."kata jisoo menasehati jeongyeon.
"Tapi itu tetap akan terjadi, jisoo..."sanggah jeongyeon tidak setuju dengan perkataan jisoo.
"Kau tidak ada di posisiku, jisoo...dan kau tidak pernah merasakan bagaimana dikhianati oleh orang yang kau cintai sebanyak dua kali..."lanjut jeongyeon dengan nada sedikit kesal.
"Kau tau...aku bahkan merasa di hantui, jisoo. Aku takut...aku takut jika dia meninggalkan ku dan memilih lelaki lain lagi. Aku kadang berpikir kalau semua itu salahku. Aku merasa kalau ada yang salah dengan diriku sendiri sehingga mereka memilih untuk berkhianat dan pergi dengan lelaki lain...." lanjut jeongyeon dengan frustasi.
"Hey lihat aku..."ucap jisoo kemudian menangkup wajah jeongyeon untuk melihatnya.
"Lupakan dan ikhlaskan semua yang terjadi di masa lalu. Itu bukanlah salahmu, jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas kegagalan hubunganmu itu..."ucap jisoo menatap mata jeongyeon dengan dalam.
Cup
Entah siapa yang memulai kini bibir mereka sudah menyatu, tangan jisoo mulai memeluk leher jeongyeon, membuat jeongyeon ikut menarik badan jisoo agar lebih dekat dengan dirinya.
Keduanya kemudian saling berpagut, menyesap bibir satu sama lain dan meninggalkan suara kecupan di taman itu.
"Jeong..."lirih sebuah suara menghentikan ciuman jeongyeon dan jisoo.
Jeongyeon dan jisoo hanya bisa saling menatap karena jeongyeon sangat mengenal siapa pemilik suara itu.
Jeongyeon menoleh dan mendapati mina sedang berdiri tak jauh dari tempatnya dan jisoo dengan wajah menahan tangis.
"Maafkan aku mina...tapi aku harus melakukan ini..." ucap jeongyeon dalam hati kemudian kembali menikmati bibir jisoo.
Ia tak berhenti meski jisoo berusaha menghentikan ciuman itu, justru ia semakin memeluk erat tubuh jisoo agar tak lepas darinya.
Jisoo terus meronta dalam pelukan jeongyeon. Tadi dia mungkin terbawa suasana, tapi tidak untuk sekarang.
Ia sangat sadar mina ada di sini dan lebih sadar lagi karena jeongyeon melakukan ini dengan sengaja di depan mina.
Dengan susah payah jisoo mencoba melepaskan dirinya dari dekapan jeongyeon yang begitu erat.
PLAKKKK
Satu tamparan berhasil jisoo daratkan di pipi jeongyeon.
"Kebodohanmu semakin bertambah, kyungwan..."ucapnya menatap jeongyeon penuh perhitungan, sementara jeongyeon malah terkekeh mendengar ucapan jisoo.
PLAKKK
Tamparan kedua kembali mendarat di pipi jeongyeon dan kali ini lebih keras dari sebelumnya karena berhasil membuat wajah jeongyeon menoleh ke sisi kiri.
"Sekali saja, kyungwan. Hentikan kebodohan mu. Berhenti menyakiti dirimu sendiri, kau lihat dia..."ucap jisoo dengan nada memohon dan menunjuk mina yang berdiri sambil menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/285395535-288-k635653.jpg)