Chapter 18

654 109 13
                                        

"Ini nona Myoui Sharon Mina, dia yang akan bekerjasama dengan perusahaanmu, tuan kyungwan..."ucap sekretaris mina.

Mina menyodorkan tangannya pada jeongyeon.

"Saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik tuan Park Kyungwan..."ucap mina dengan seringai di wajahnya.

Jeongyeon menggertakan giginya karena merasa sangat geram pada wanita yang ada di depannya itu.

Dia tidak menyangka jika mina akan senekat ini. Dia menghembuskan napas panjang sebelum mengambil tangan mina untuk di jabatnya.

Jeongyeon berpikir kalau dia tidak bisa menghindari mina saat ini, dia harus profesional dalam bekerja dan mengesampingkan urusan pribadinya .

"Iya saya juga berharap begitu, nona Myoui Sharon Mina..."jeongyeon menekan kata-katanya.

"Sebaiknya kita melanjutkan acara makan siang kita, tuan kyungwan..." ucap mina sebelum duduk di kursinya.

"Iya, tentu saja nona sharon..." balas jeongyeon dengan sinis.

Sana yang melihat itu pun langsung memegang tangan jeongyeon dan meletakannya di atas pahanya. Dia mengusap punggung tangan jeongyeon dengan jarinya untuk memberikan kekuatan pada kekasihnya itu.






JYP Corp....

Matahari mulai terbenam saat langit berubah menjadi warna oranye yang indah. Jeongyeon masih belum selesai dengan pekerjaannya karena pikirannya selalu terganggu oleh wanita yang kembali datang ke hidupnya.

Peristiwa makan siang tadi benar-benar membuatnya merasa tidak enak karena dia takut akan kembali jatuh pada pesona wanita itu.

Dia seharusnya sudah melupakan gadis itu karena sekarang dia sudah memiliki wanita lain di hatinya. Tapi hatinya malah berkata lain dan membuatnya merasa sangat frustasi saat ini.

Otak jeongyeon benar-benar tidak berfungsi saat ini. Dia bahkan tidak bisa memikirkan apapun lagi.

"Aaahhhhhh...."jeongyeon berteriak keras saat dia menarik rambutnya dan membenturkan kepalanya ke tumpukan kertas yang tergeletak di atas meja nya.

Sana yang mendengar teriakan itu segera membuka pintu ruangan jeongyeon dengan muka panik menghiasi wajahnya.

"Sayang, apa yang terjadi?"apakah kau baik-baik saja? Apakah kau sakit? Apa kau terluka?"dia membombardir jeongyeon dengan banyak pertanyaan sambil bergegas mendekati kekasihnya.

Sana dengan perlahan membantu jeongyeon agar bersandar ke kursi untuk memeriksanya wajahnya.

"Sayang kau terlihat tidak baik-baik saja. Kita pulang ya?" sana mengerutkan kening saat melihat tatapan tak bernyawa jeongyeon.

"Mengapa dia harus datang ke sini saat aku sudah memperbaiki hidupku? Mengapa sana? Aku tidak bisa mengerti dengan semua ini. Mengapa nasib ku seperti ini? Ugh...aku tidak bisa melakukan pekerjaanku. Otak ku terasa tidak berfungsi lagi..."jeongyeon menggerang saat dia menggosok dahinya karena dia mengalami sakit kepala yang hebat.

"Maafkan aku sana...aku pasti sudah menyakiti hatimu lagi kan? Aku tidak tahu kenapa diriku menjadi seperti ini. Aku merasa seperti orang yang sangat bodoh saat ini...." sesal jeongyeon saat memegang tangan sana.

"Jangan bicara seperti itu. Sebaiknya kau diam dulu, aku akan menghubungi taecyeon oppa..."ucap sana dengan prihatin sambil memberi segelas air pada jeongyeon.

"Tidak sayang. Hyung pasti sedang sibuk saat ini. Aku tidak ingin membuatnya khawatir dengan ku lagi. Tolong hubungi appa saja, aku ingin bicara padanya..."kata jeongyeon menghela napas berat dan meminum air yang diberikan sana.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang