Chapter 32

753 103 40
                                    

"Duduk lah nuna..." ucap jeongyeon saat mereka memasuki ruangannya.

"Dia wanita itu kan? Wanita yang pernah kau ceritakan padaku?" tanya seungyeon sambil memperhatikan ruangan jeongyeon.

Seungyeon lalu berjalan mendekati meja kerja jeongyeon dan duduk di kursinya. Jeongyeon mendekati seungyeon dan menyandarkan tubuhnya di meja tepat di samping seungyeon.

"Ya nuna...itu memang dia. Dia masih keras kepala seperti biasanya dan selalu meng...."ucapan jeongyeon terhenti saat mendengar ketukan di balik pintunya.

Tanpa mendapatkan izin dari pemilik ruangan, mina masuk begitu saja dengan nampan berisi dua cangkir teh hangat di atasnya.

"Aku rasa teh hangat baik untuk teman ngobrol kalian..."kata mina memaksakan senyumnya.

Jeongyeon menggelengkan kepalanya dan mengusap-usap wajahnya dengan kasar. Dia tidak mengerti lagi dengan sikap mina yang selalu melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya.

"Kau bisa meletakkannya di sana..." ucap jeongyeon yang malas berdebat dan bertengkar dengan mina saat di depan seungyeon.

"Terima kasih..." ucap seungyeon berusaha keras menahan tawanya.

Dia tahu mina bukanlah pegawai di perusahaan jeongyeon. Seungyeon tentu saja tau seluk beluk dari keluarga mina.

Dia yakin mina sedang cemburu dan karena itu gadis itu tidak akan membiarkan jeongyeon berduaan dengannya di ruangan itu.

"Oh kau gadis yang makan bersama jeongyeon tadi kan? Maaf jika aku tidak memperkenalkan diriku lebih awal padamu. Kenalkan aku Gong Seungyeon, senang bertemu denganmu..." ucap seungyeon dengan ramah sambil berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Iya. Aku juga tau siapa kau...kau seorang selebritis yang sangat terkenal di negara ini. Aku mina calon isteri jeongyeon..." jeongyeon yang sedang minum langsung terbatuk saat mendengar kata-kata mina sedangkan seungyeon kembali harus menahan tawanya.

Mina dengan santai menghampiri seungyeon dan menjabat tangan wanita cantik yang ada di depannya itu.

"Uhukkk uhukkk..."

"Apa kau tidak apa-apa, sayang?" tanya mina mengusap lembut punggung jeongyeon.

"Mina hentikan..." kesal jeongyeon menghentikan gerakan tangan mina.

"Aku tidak tahu kalau kau sudah memiliki calon isteri, jeong..." kata seungyeon menyesap teh yang di bawa mina tadi.

"Tidak nuna, tidak. Mina bukan calon isteriku,hubungan kami hanya sebatas rekan kerja. Dia memang suka bercanda seperti itu nuna. Lagi pula aku mencari isteri yang cantik dan ramah seperti nuna..." cibir jeongyeon yang membuat kekesalan mina hampir saja meledak.

"Hahahaha...ayolah sayang, jangan seperti itu. Aku mengerti kalau kau belum ingin orang-orang tau tentang hubungan kita. Tapi kan seungyeon unnie bukan orang lain bagimu..."kata mina menggertakan giginya.

"Mina..."

"Oh lebih baik aku keluar sekarang. Ada sesuatu yang harus ku kerjakan..." potong mina.

Meski kesal, mina tetap berusaha tersenyum pada seungyeon sebelum meninggalkan ruangan jeongyeon.

Di luar ruangan mina meletakkan nampan dengan kasar sehingga menimbulkan kegaduhan. Orang-orang berbalik heran ke arah mina. Dahyun yang kebetulan berdiri tak jauh dari mina menjadi sasaran kekesalan wanita itu.

"Yakk dahyun, apa seungyeon unnie lebih cantik dariku?"mina mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat dahyun sedikit kaget dan ragu-ragu menjawabnya.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang