13

3.3K 253 0
                                    

SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡

Vote+Comment starts now!

●○

Previous Chapter :

"Si, aku ingin berbicara denganmu" kataku ramah. "Ada apa?" Tanyanya. Aku pun menyodorkan iPadku, dan langsung diterimanya. "Apa ini?"

"Ini rekaman video putrimu bersamaku kemarin,"

●○

Elliot's POV.

Aku pun menyerahkan iPadku kepada Simon, dan menyetel video yang kami-aku dan Hazel- rekam saat One Direction konser. Disitu, suaranya yang tinggi membuatku terkagum, apalagi Simon, ayahnya.

"...You've got me feeling emotions
Deeper than I've ever dreamed of
You've got me feeling emotions
Higher than the heavens above..."

Setelah selesai, Simon mengembalikan iPadku. "Jadi, bagaimana?" Tanyaku. "Bagaimana apanya? Itu keren sekali!! Aku bangga dengan anak semata wayangku. Ia memiliki bakat yang terpendam. Aku bagaikan Ayah yang tidak peduli, aku bahkan tidak tahu Hazel memiliki suara yang bagus!" Serunya dengan antusias, membuatku tersenyum.

"Jadi, kapan kau akan berbicara kepadanya?" Tanyaku. "Besok. Aku akan mengontrak anakku di managementku. Benar benar suara yang indah. Aku jamin, ia akan menjadi artis besar nantinya!" Serunya. Aku pun tersenyum.

Hazel's POV.

Hari ini aku bangun pagi, pukul 7. Karena aku akan berlatih tennis untuk finnalku besok. Mr. Gwen juga sudah dad kabari untuk melatihku pagi pagi. Aku akan kembali sekolah setelah Finnal. Sangat tidak seru

"Pagi Hazel" sapa kedua orang tuaku saat aku turun ke bawah. Aku pun tersenyum membalasnya. "Pagi mom, dad" balasku.

Aku pun mengambil tempat duduk di hadapan mereka yang sedang sarapan. "Jadi.. bagaimana untuk besok? Kau siap?" Aku agak heran dengan dad. Tidak biasanya ia baik dan sering tersenyum seperti ini. "Siap, dong!" Celetukku semangat.

Aku pun mulai meraih sendok dan garpu milikku, dan memakan sarapan pagi ini. Menghabiskan mashed potatto dan salad milikku. Dan memakannya sampai habis.

Setelah itu, aku menaruh kembali keduanya dan meraih serbet untuk mengelap bibirku. "ada sesuatu yang harus Dad dibicarakan kepadamu." Katanya. Aku melihat mom yang mengangguk anggukkan kepalanya antusias dengan senyum yang merekah di mulutnya.

"Apa tuh dad?" Tanyaku. "Ka--"

Tin tinn

Tak terasa, Mr. Dee udah datang. Aku segera berpamitan kepada kedua orang tuaku.

"Yasudah, kita bicarakan ini selepas kau Final besok. Good luck my Girl" kata dad dan menepuk puncak kepalaku. Lalu mom memelukku. "Aku tahu kau bisa. Kau anak kebanggaan kami. Jika kau kalah, jangan terlalu larut dalam kesedihan, sayang. Berlatih yang benar dengan Mr. Gwen, ya" aku pun mengangguk.

"Bye!"

"Nathan?" Ujarku tak percaya. "Eh, Hazel" ia tampak gugup. Sebenarnya ada apa? Serius, ia tampak tampan "Kau sedang apa disini?" Tanyaku pelan. "Aku disuruh melatihmu sekarang. Mr. Gwen akan datang telat." Katanya.

MOONLIGHT - Harry Styles Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang