SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡
Makasih buat comment commentnya yang bikin author senyum senyum sendiri♡
Vomments selalu yaa♡♡
●○
Previous Chapter :
Kulihat tatapan seluruh murid yang menuju ke mejaku. Rupanya, keriting itu disini.
"Harry? What are you doing, here?"
●○
Parahnya lagi, Harry sedang mengobrol dengan queen bee di sekolahku. Madison. Madison Elizabeth Brent. Lebih parahnya lagi, Madison dan Harry mengobrol di meja langganan kami! Sialan. "Ow ow ow. Queen B here." Gumam Jai. Ia sudah kuberitahu tentang Madison itu.
"Hi baby, aku hanya ingin menjemputmu" kata Harry. "Tapi aku belum pulang sekolah!" Seruku. Maaf Harry, aku sedang period. Ditambah ada si Madison itu.
"Benarkah?" Tanya Harry. Aku pun memutar mata dan melihat si Madison-square-garden itu dengan tatapan -sedang-apa-kau-disini-. "Asalkan kau tahu, dark brown chocolate. Setelah pemotretan buku tahunan, kita boleh pulang" aku pun mendengus mendengarnya.
"Dark brown?! Keterlaluann, dasar Madison-square-garden!!" Pekikku dan menggebrak meja. "Pergi. Dari. Sini. Atau. Aku. Akan. Menendang. Bokongmu." Aku menekan kata kata yang kulontarkan. This is me when i period.
Lalu, ia berdiri dan senghaja menyenggol bahuku. Otomatis, lemon yang kubawa tersembur ke bajuku. The fuck.
Kulihat Harry agak terkejut. Suasana menjadi hening dan melihat ke kami semua. "Babe, are you okay?" Tanya Harry. Kau tahu, sekarang apku sedang period. "Okay?! Yes, i'm okay!" Aku pun berlari menuju toilet. Setelah itu, aku membersihkan bajuku dengan air agar tidak lengket.
"Finish" gumamku. Aku pun kembali ke Cafetaria dan mendapatkan Brooks Brothers dan Brit sedang berbincang bincang bersama Harry. Aku duduk di samping Jai, berarti di hadapan Brit. Dan Harry berada di sebelah Luke.
Aku pun terdiam dan membiarkan kepalaku jatuh dimeja tanpa menghiraukan perbincangan mereka. Aku memejamkan mataku. Benar benar pusing. Efek period.
"Period huh?" Bisik seseorang. Saatku menoleh, aku mendapatkan Harry di sebelah kananku yang kosong. Aku pun berusaha tersenyum dan memeluk pinggangnya. "Maafkan aku tadi sudah membentakmu, Harry. Aku.. aku.. aku merasa bersalah" kataku pelan di pelukannya. Ia tersenyum dan mengelus kepalaku. Dan ia juga melingkarkan tangan lainnya posesif di pinggangku. Membuat amarahku menguap dan jantungku yang berdetak tak normal.
"Itu wajar, aku tidak marah, hanya kaget." Aku pun menatapnya. "Benar, kau tak marah?" Tanyaku. Ia mengangguk, membuatku tersenyum. "Terima kasih" kataku.
"Mau pulang sekarang?" Tanyanya. Aku pun mengangguk. "Guys, aku duluan ya, dadaah!" Pamitku, dan mengikuti Harry keluar. Di lorong sekolah, aku melihat banyak siswi yang berteriak fangirling lah, menatapku tajam lah, atau melihatku iri, tapi aku tak peduli. Aku merasa aman, karena sekarang Harry menggandengku.
Di mobil, aku tidak mood untuk berbicara, maka kuputuskan untuk menutup mulutku. Harry pun menyalakan radio, seakan ia selalu tahu moodku kapan saja. Lalu, terputarlah lagu Home Is In Your Eyes dari Greyson Chance. Moodku menjadi bagus, mendengar lagu mellow seperti ini. Bahkan aku menyanyikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT - Harry Styles Love Story
FanficBerita tentang seorang super star dunia yang dikatakan 'gay' telah menyebar dimana mana. Sekarang adalah dimana waktunya sang manager untuk bertindak. Namun, bagaimana jika tindakan tersebut salah? Ia memanfaatkan putrinya, yang merupakan seorang a...