2

3.7K 369 7
                                    

SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡

Sudah divote? Gak dosa kok ;)

●○

Previous chapter :

"Pindah kedepan! Kau fikir aku supirmu hah?!?!"

Wait. Itu bukan supirku. Lantas, siapa yang di depan??

"Kau??"

Aku melihat mukanya karena kepalanya menoleh. Aku pun melebarkan mataku dan menutup mulutku yang menganga dengan telapak tanganku. Aku tahu ini lebay, tapi aku benar-benar terkejut. Jelas, karena aku tak mengenal sama sekali siapa yang menyupir didepan.

Sesosok pria berdimples serta berambut kriting tengah menyetir mobilku. Astaga. Kalau dia penculik bagaimana?!

"Jangan terus diam!! Cepat pindah!!" Bentaknya. "Mobil mobil siapa, kok jadi kamu yang nyuruh?!" Protesku. Emangnya aku takut apa, Huh.

"Yasudah. Aku tak akan jalan!!" Serunya. "Yasudah. Aku yang nyetir!" seruku balik.

"Tidak, aku tak akan membiarkan kita menabrak poh--oh, bahkan jatuh ke jurang" ejeknya. "Heh!! Kamu ngeremehin aku hah?! Emangnya di perkotaan kayak gini ada jurang?!" Bentakku balik.

"DIAM" Bentaknya.

Sontak, aku diam. Pria sialan ini memang membentakku, namun ia sudah melebihi batas. Aku tahu ia bersungguh-sungguh, dan bukan bentakan candaan. Aku menyederkan badanku ke paling pojok kanan kursi dan menempelkan tanganku ke jendela.

"Sekarang juga, pindah ke depan."

Aku tak tahu kalau ia menyetir dengan cara ini. Bayangkan!! 90 km/jam! Hell, dia pikir dia siapa? Pembalap F1? Pria sinting! Gila! Stress! Gak waras! Idiot! Psikopat!

"Heiii hen..ti..kan.. Jangan ngebut ngebut!" Ujarku kesusahan. Ya iyalah, kecepatan mobil ini tak bisa dikurangi memangnya?

Akupun memukul bahunya dengan terpaksa. Tak peduli dia mau marah lagi, yang penting kita bisa selamat.

"Pe.lan.pe.lan!!!!" Seruku sembari menekankan setiap suku kata.

Akhirnya, mobil pun memelan hingga 20 km/jam. Dasar om om bolot. Bisa-bisa aku sampai dirumah sudah bertambah umur. Keriputan gara-gara marah-marah terus karenanya.

"Sudah pelan kan? Mau dipelanin lagi?" Ucapnya sarkas. Aku memutar mataku. Terserah dia sajalah.

"Dasar pria Idiot"

"Mom, dad, home!!" Seruku hingga terdengar sampai penjuru ruangan dan menggema hebat seantero rumahku.

MOONLIGHT - Harry Styles Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang