SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡
DON'T FORGET TO VOTE
●○
Previous Chapter :
"Itu baru pemulaan sayang. Kau masih jauh dengan akhirnya."
●○
Aku bergidik ngeri membayangkan perkataan Harry yang sangat membuatku tegang tadi. Berbanding terbalik dengannya yang langsung santai menyetir mobilnya. Bahkan suara radio pun tak ada. Suasana dingin di mobil ini benar-benar terasa ditambah hujan deras yang mengguyur London diluar sana.
Sesampainya di rumah, aku bergegas pergi ke lantai 2 untuk segera mandi dan beristirahat. Aku tak mau berlama-lama berdua dengan Psikopat. Bisa-bisa aku pulang tinggal nama. Amit-amit.
Jujur, rasa benciku terhadap Harry sekarang menghilang. Namun, rasa benci itu tergantikan oleh rasa takut yang luar biasa apabila aku ada di dekatnya. Ia bisa saja membuat yang macam macam kapanpun ia suka, mengingat akan sifatnya yang egois dan keras kepala.
Setelah mandi dan beristirahat sebentar, aku turun mendapati mom dan dad yang sedang bersiap untuk dinner.
"Ayo nak, mom membuatkan sup asparagus kesukaanmu." Aku pun duduk di kursi, "terima kasih mom." Ujarku dan tersenyum.
"Bagaimana hari pertamamu dengan Harry?" Pertanyaan dad membuatku terdiam. "B-b-baik kok dad." Dustaku.
●
Tak terasa, malam berganti pagi. Aku melihat ke arah jam yang menempel pada dinding kamarku, menunjukkan pukul 7 pagi.
Setelah rapi dengan seragamku, aku menyemprotkan parfumku dan meraih ransel dan segera turun menuju ruang makan.
"Morning everyone" ucapku.
The boys datang ke rumahku sepagi ini. Dan dad tersenyum ke arahku. The Boys juga menyapa balik, kecuali keriting Psikopat itu. Ah, rasanya ingin ku rebus rambutnya itu.
"Morning hazelnut!" Seru dad.
"Ini kenapa ngumpul, dad?" Tanyaku."Begini, mereka akan pergi ke studio di kantor dad untuk rekaman. Namun, kuncinya masih ada di dad. Jadi.. mereka main dulu ke sini." Ujar dad dan aku mengangguk anggukkan kepalaku.
Sekilas, pandanganku dan pandangan mata Harry bertemu. Aku bisa melihat ketajaman dari matanya. Segitukah ia membenciku?
"As always, Harry. Kau mengantar Hazel, kau bisa menyusul ke kantor om. Oke?" Tanya dad. Namun jawabannya hanya anggukan, melihat harry yang sibuk dengan handphone nya itu.
Aku pun mendengus, dan memulai makanku. Semoga keajaiban sinar bulan membuatnya tidak dingin lagi!
●
Sesampainya di sekolahku, kami berbicara sebentar. Jantungku berdebar-debar melihat bibirnya mengucapkan kata demi kata yang terlontar. Bukan perasaan cinta, namun perasaan takut kalau saja ia akan mengucapkan kata-kata yang menusuk. Lagian mana mungkin Harry akan menyukaiku? Mungkin ia menganggapku adalah makhluk termenjijikan dalam hidupnya.
"Hazel"
"Hmm?" Balasku cuek.
"Jangan pernah kau berbuat macam macam di depan media, apalagi berkata sesuatu yang mencoreng namaku. Mengerti?" Tanyanya serius. "Yaa" Ucapku tak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT - Harry Styles Love Story
أدب الهواةBerita tentang seorang super star dunia yang dikatakan 'gay' telah menyebar dimana mana. Sekarang adalah dimana waktunya sang manager untuk bertindak. Namun, bagaimana jika tindakan tersebut salah? Ia memanfaatkan putrinya, yang merupakan seorang a...