7

4K 306 0
                                    

SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡

JANGAN LUPA DI VOTE♡

●○

Previous Chapter :

"Halo? ... iya iya ... oke .... kami segera kesana .... bye too." Lalu, harry menutup telfonnya. "Boys sudah menunggu. Pesawatnya sudah siap. Cmon babe"

Detik itu juga, aku menahan napasku.

●○

Aku memasuki jet pribadi the boys dengan tercengang. Tenang, aku sudah kembali bernapas. Dan kalian harus tahu, Jetnya sangatlah mewah! Semua ada. Xbox, PS, Wii, dan lain lain. Bahkan sofa panjang menghiasi ruang tengah pesawat. Dan.. terdapat kamar mandi dan kamar tidur! Dapur bahkan ada. Gosh.. benar benar seperti rumah terbang.

Harry menggandengku masuk ke dalam jet, bersama the boys. "Hey Hazel" sapa Niall. "Hi Ni" balasku. Harry pun terus menarikku masuk lebih dalam ke jet pribadi mereka.

Aku mulai membantingkan tubuhku di sofa dan meringkukan badanku mengingat tadi di bus aku bersin bersin. Aku pun hendak tidur, namun Harry menarik kepalaku ke dalam dekapannya, membuatku jauh lebih hangat sekarang. Aku bisa merasakan perutku yang dihuni oleh kupu-kupu yang berterbangan dan bilik kiri Jantungku yang terus-terusan memompa darah dengan cepat. Layaknya pembalap F1.

"Don't afraid. Just close your eyes. I love you"

I love you? Apakah ia benar-benar mengatakannya dengan serius? Tapi kalau buat akting, kan disini tak ada paparazzi?

Sungguh, perkataan kecil itu membuat badanku seketika menjadi menegang, boys yang lain tak menyadari kelakuan romantis kami, mereka sibuk dengan aktivitas masing masing. Syukurlah. Bisa-bisa aku diteror oleh pertanyaan-pertanyaan aneh.

Aku pun merasakan kecupan kecil di kedua kelopak mataku, meninstruksikan agar mataku menutup dan tidur. Ya tuhan,  tolong hentikan waktu sekarang juga.

"Wake up babe. We're arrived"

Sebuah suara serak membangunkanku. Aku bangun perlahan dari.. kasur? Siapa yang memindahkanku? Ah, biarlah. Dan terima kasih untuk orang yang memindahkanku.

"Kita dimana?" Tanyaku dengan suara serak. "Moscow, Russia" jawabnya. Aku pun meminum air mineral dan merapihkan hoodieku, dan turun dari jet dengan gandengan tangan harry.

Aku pun turun dengan diserang puluhan paparazzi, membuat penampilanku cukup berantakan. Manusia-manusia laknat itu!

"Bagaimana kalau kita makan dahulu? Baru ke hotel. Perutku sudah merengek meminta makanannn" rengek Niall, seperti biasa. "Setuju!" Seruku, dan ia mengajakku high five. Dan aku menepukkan telapak tanganku ke telapak tangan Niall.

"Baiklah, kita pergi ke restoran disini"

Setelah merasa kenyang dengan santapanku pagi ini, kami ber enam bersama crew yang lain mulai pergi menuju bus tour One Direction yang tak kalah mewahnya dan kami pergi ke hotel.

Di Hotel, Harry memintaku sekamar dengannya. Awalnya aku menolak, namun aku tahu Harry itu keras kepala, akhirnya aku meng'iya'kannya. Aku tak sanggup berdebat dengannya dalam keadaan kelelahan seperti ini.

Perlakuannya semakin kesini semakin romantis. Aku takut aku akan jatuh hati kepadanya, mengingat ini hanyalah fake relationship atas kehendak management. Aku tak mau aku tambah merasakan sakit ketika aku menyadari bahwa ia bukan siapa-siapaku.

MOONLIGHT - Harry Styles Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang