6

3.4K 317 7
                                    

SUDAH DI REVISI, SELAMAT MEMBACA♡

VOTE JANGAN LUPA!

●○

Previous Chapter :

Lalu, aku melakukan smash sekuat tenagaku, dan kudengar tepukan meriah dan pruit yang mengintruksikan mataku agar terpejam.

PRITTTT

dan semuanya menjadi gelap.

●○

Aku pun bangun dengan kepala yang sangat pusing, dengan bau obat obatan yang menyeruak masuk ke indra penciumanku. Mataku terbuka perlahan, sambil menahan peningnya kepalaku. Dimana aku? Ugh. Seperti ruang kesehatan.

"Kau sudah sadar?" Oh Harry. Great.

"No. I am still flying in my dream-- yeah you think?!" Ujarku kesal.

"Maaf"

Aku memandangnya kagum dan terbahak. Pertama kali aku mendengarnya berkata maaf kepadaku. Impossible.

"Gak perlu maaf. Bye." Aku pun beranjak pergi. "Udah ditolongin bukannya makasih malah pergi" itulah perkataan harry terakhir kali. Like I care, bitch.

Aku pun senang mendengar sekolahku masuk ke semifinal lawan sekolah lain. Namun, aku tak bisa latihan karena sekarang aku berada di VIP seat, bersama pacar pacar the boys. Disini. Sangat. Berisik. Sekali. Kalau begitu aku berakting pura-pura sakit agar dipulangkan sejak tadi.

"Pay attention guys!! I have something to tell you. Now, i'm in relationship with Hazel Cowell, my angel, powerfull, and my half a heart. So, Come on here baby"

Lampu pun disorotkan kepadaku, dan directioners tampak bersorak sorai histeris dan bertepuk tangan. Aku pun ragu untuk maju ke depan. Aku tak pernah disorot dan disaksikan ribuan orang. Beda dengannya yang disuguhkan pemandangan ini setiap hari.

"Stywell! Stywell! Stywell!!!! WE SHIP YOU BOTHHH"

Kira kira itulah teriakan yang aku dengar. Akhirnya aku pun maju dengan perlindungan 2 bodyguard yang menghimpit tubuh mungilku. Walau begitu, masih terasa dorongan-dorongan mereka yang hampir membuatku oleng.

Di panggung, Harry menggenggam lembut tanganku dan membawaku bernyanyi bersama bandnya.

Entahlah apa yang kurasakan. Seperti ada sengatan listrik berjuta juta volt saat ia menggenggam tanganku. Banyak kupu kupu yang terasa hidup dan berterbangan di dalam perutku. Aku. Tidak boleh. Terjebak. Oleh orang. Sepertinya.

"And let me kiss you!" Lalu, Harry mencium bibirku cepat yang membuatku tercengang. Bibirku. Kedua kalinya. Aku pun berencana untuk mengelap bibirku.

Namun sepertinya tidak jadi karena tanganku yang hampir mengucap usap bibirku yang bekas dicium harry itu ditahan oleh harry sendiri. Dasar egois!

Lalu ia mendekatkan kepalanya ke telingaku. "Act. Be an actris." Lalu pria Psikopat mesum ini langsung menggigit kecil telingaku yang membuatku tersentak.

Aku pun tersenyum pahit. Entahlah kenapa aku senang karena Harry yang mencegahnya. Mencegah membersihkan bekas ciuman nya yang melekat rapi di bibirku. Apakah aku mulai jatuh pada pesona lelaki Psikopat itu? Ah, tak mungkin.

MOONLIGHT - Harry Styles Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang