Hola!
Apa kabar gengs?
Ada yang kangen?
Absen dulu kuy, yang baca JuanLora dari mana aja, nih?
Udah siap buat part ini?
Cuss ...
Jangan lupa tandain typonya, ya
...
Semenjak kejadian Lora yang terkurung di gudang tempo hari, gadis itu seperti mulai bergantung pada Juan.
Ada saja yang ingin Lora lakukan dan ia selalu memanggil Juan. Entah itu minta makan, minta ditemani tidur meski Juan hanya duduk di sampingnya hingga minta di belikan keperluan-keperluan gadis itu.
Juan sendiri tidak keberatan, ia senang meski dibuat kewalahan dengan ketergantungan Lora padanya. Juan sama sekali tidak masalah, ia senang, setidaknya gara-gara kejadian itu kedekatannya dan Lora mengalami kemajuan.
"Juan! Sarapan buat gue mana?! Kenapa cuman satu piring nasi gorengnya?"
Juan menoleh kearah pintu. Lora berteriak dari dapur, Juan menggeleng lemah. Istrinya itu bisakah tidak teriak pagi-pagi begini?
"Itu buat kamu, Ra," jawab Juan sedikit keras agar Lora yang berada di dapur mendengarnya.
Cowol itu masih mengancingkan kemejanya sekolahnya, memasang dasi kemudian menyisir rambutnya dengan rapi.
"Buat lo mana?"
Lagi, teriakan Lora membuatnya menghela napasnya. Ia tersenyum tipis kemudian keluar kamar setelah penampilannya sudah rapi.
"Jangan suka teriak gitu, ini masih pagi! Nanti tetangga ngira yang aneh-aneh lagi," tegur Juan sesampainya di dapur.
Lora yang sudah duduk memakan nasi gorengnya hanya mendengus lirih, menatap Juan malas. "Gue kan cuman nanya!"
"Iya, terserah kamu."
Juan duduk di hadapan Lora. Menatap istrinya itu makan sarapan buatannya dengan lahap. Juan sudah lebih dulu makan, sehabis memasak.
"Enak?" tanya Juan basa-basi.
"B aja, sih. Gapapa lah daripada gak makan," jawab Lora pura-pura santai. Padahal nasi goreng buatan Juan sangat enak, sangat pas di lidah Lora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan: Perfect Husband || On Going
Teen FictionHanya kisah seorang remaja laki-laki bernama Juan Aksandri yang menikahi sahabat masa kecilnya. Juan yang sangat penyabar, Juan yang sangat sempurna untuk seorang badgirl seperti Lovarian Shanira. *** "Kenapa lo sebaik ini? Kenapa lo selalu terliha...