8. Cemburu

1.2K 109 12
                                    

Sebuah hubungan bagi Lora hanya kesenangan.

Tidak ada kata cinta untuknya selama Lora menjalin hubungan bersama laki-laki yang mengajaknya berpacaran.

Namun saat Rey menembaknya di kafe kemarin, entah kenapa Lora merasa berbunga-bunga, padahal ia yakin perasaannya pada Rey hanya sebatas nyaman, tidak lebih.

Apa Lora jatuh cinta pada Rey?

Tapi bagaimana bisa?

Lora akui Rey tipe pacar idaman, bahkan yang ia tahu, Rey mempunyai banyak fans di sekolahnya.

Kalau kalian bertanya apakah Lora menerima Rey atau tidak, jawabannya adalah, YA! Tentu saja Lora menerima Rey dan sore itu mereka berdua resmi berpacaran.

Tanpa Lora sadari telah menyakiti hati seseorang yang sangat mencintainya.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" 

Lamunan Lora buyar kala mendengar suara berat nan hangat itu dari belakangnya, yang mana membuat Lora langsung menoleh. Niatnya ingin mengeluarkan kata-kata pedasnya pada si penegur namun kata itu tertelan karena Lora membulatkan matanya kaget melihat penampilan Juan. Lelaki itu hanya memakai handuk yang dililitkan dipinggang tanpa mengenakan atasan hingga menampakkan perut dengan roti sobeknya.

Sial! Melihat itu Lora merasa wajahnya memanas, Lora langsung berbalik memunggungi Juan seraya menepuk pelan pipinya. Dirinya salah tingkah dihadapkan dengan penampakan yang sangat menguji iman itu.

"Lo apa-apan sih?! Kenapa gak pake baju di kamar mandi aja?!" kesalnya masih memunggungi Juan.

Juan yang tadinya bingung langsung terkekeh kecil menyadari bahwa istri itu ternyata salah tingkah dengan penampilannya. Juan berjalan menuju lemari mengambil pakaiannya. Mulai malam ini dan seterusnya Juan akan tidur di kamar Lora karena paksaan dari orangtua mereka.

Awalnya semua berjalan lancar hingga Juan kedapatan keluar dari kamar yang berbeda dengan Lora. Saat itu juga Juan dan Lora diintrogasi, dan pada akhirnya mau tidak mau keduanya harus tidur sekamar untuk selamanya, meski berat. Semua pakaian Juan dipindahkan ke kamar Lora hari itu juga, hanya sebagian peralatan Juan masih tersimpan di kamar lamanya.

"Maaf, tadi saya lupa bawa baju," jawabnya lalu kembali memasuki kamar mandi.

Mendengar pintu kamar mandi tertutup Lora menghembuskan napasnya lega. Dalam hati ia mengumpati Juan yang membuat jantungnya menggila di dalam sana. Bayangkan saja, mana ada perempuan yang tidak tergiur dengan roti sobek yang dipertontonkan secara gratis.

Pintu kamar mandi kembali terbuka menampilkan Juan yang sudah berpakaian lengkap. Lora mengalihkan pandangannya ke ponsel saat matanya bertubrukan dengan Juan.

Juan itu tampan, Lora akui. Apalagi saat ini ia mengenakan celana levis selutut, kaos hitam polos dan rambut basah yang acak-acakan. Namun sampai kapanpun Lora tidak akan mengakui ketampanan lelaki itu secara langsung.

Ting!

Bunyi notifikasi dari ponsel Lora membuyarkan lamunannya tentang Juan. Ia melirik sekilas Juan yang yang duduk di sofa dengan tumpukan buku-bukunya.

Sayang❤: Yang, lagi apa? Jalan yuk!

Me: Lagi rebahan aja, kemana emang?

Sayang❤: Kemana aja, aku jemput ya.

Me: Oke! Aku siap-siap dulu.

Sayang❤: 10 menit lagi aku sampe.


Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang