37. Hanya Lora yang Menarik

722 58 12
                                    

Ujian akhir telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujian akhir telah selesai. Lora akhirnya bisa bernafas dengan sangat tenang bisa menyelesaikan ujian tersebut tanpa mengalami kesulitan yang besar. Semua berkat usaha Juan yang membantunya belajar dengan baik. Juan yang memiliki kesabaran setebal kamus sangat berperan besar terhadap lancarnya Lora mengisi tiap lembar kertas soal.

Gadis yang tinggal menunggu waktu lulus sekolah itu tidak dapat menahan lengkungan di bibirnya kala matanya bertemu dengan mata teduh dan penuh cinta dari seseorang yang tengah berjalan ke arahnya.

"Gimana ujiannya? Bisa?" tanya si pemilik mata teduh itu lembut.

Lora tersenyum manis seraya mengangguk. "Semua berkat bantuan dan kesabaran kamu. Makasih ya Juan, udah bantu aku belajar," jawab Lora tulus.

Mendengar itu Juan mengangguk dan tersenyum tipis. Tangannya menggenggam tangan Lora lalu menariknya pelan agar Lora mengikuti langkahnya. "Saya mau ajak kamu makan soto. Mau gak?"

"Mau banget! Kebetulan banget aku juga udah laper. Beli sotonya di mana, sayang?" Lora melingkarkan tangannya di lengan Juan begitu berada di parkiran.

Keduanya menghentikan langkah di depan mobil mereka. Juan membuka pintu dan mempersilakan sang istri masuk. "Deket sini kok," ucap cowok itu. "Kamu udah bilang kan sama temen-temen kamu kalo kita pulang bareng?"

"Udah, lewat chat. Aku, Elia sama Nancy beda ruangan." Juan menutup pintu di samping Lora kemudian mengitari mobil dan masuk ke dalam. "Nanti malam kamu ada acara di luar?" tanya Lora basa-basi.

Juan menghidupkan mesin mobil dan perlahan meninggalkan pekarangan sekolah membelah jalanan yang lengang. "Gak ada, kenapa?"

"Aku mau nonton sama kamu," kata Lora terus terang. "Di rumah aja. Mau gak?"

Juan tidak menjawab namun usapan lembut di kepala Lora dan tarikan pelan di kepalanya agar bersandar di bahu Juan sudah menunjukkan bahwa Juan setuju dengan usul istrinya. "Kita beli camilan dulu biar nanti gak kelaperan," ucap Juan.

"Sekalian belanja bulanan aja."

"Boleh, tapi kita isi perut dulu biar punya tenaga." Lora mengangguk setuju.

"Juan," panggil Lora pelan.

"Hm? Kamu butuh sesuatu?"

"Aku sayang kamu."

Juan terdiam lama mendengar pengakuan Lora barusan. Namun setelahnya tersenyum lebar lalu mengecup puncak kepala istrinya itu. "Saya lebih sayang kamu."

"Juan."

"Iya?"

"Kenapa kamu gak pernah keliatan mau nyentuh aku lebih dari pegangan tangan, pelukan terus cium kening? Kita udah nikah, tunggal satu rumah, ketemu tiap hari. Aku gak tertarik ya buat kamu?"

"Kenapa kamu nanya gitu?" tanya cowok itu bingung dan kaget. Tidak menyangka jika Lora akan bertanya seperti ini padanya. "Kenapa kamu mikir kalo saya gak tertarik sama kamu, hm?"

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang