27. Pacar Katanya

1K 104 7
                                    

Malam ini Juan mengajak Lora jalan-jalan sekitar kompleks rumah mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Juan mengajak Lora jalan-jalan sekitar kompleks rumah mamanya. Cowok itu juga mengajak Lora makan bakso langganan Juan sebelum menikah. Tidak hanya itu, Lora juga diajak berkenalan dengan teman-teman kecil Juan dan tempat bermainnya sewaktu kecil.

Lora tidak keberatan sama sekali, justru gadis itu terlihat sangat antusias. Banyak sedikitnya Lora jadi tahu bagaimana sifat Juan dari teman-teman kecilnya. Ternyata tidak ada yang berbeda dari apa yang ia lihat selama ini. Juan terkenal dengan sosok dewasa dan pembawaan yang tenang. Cowok itu juga pendiam dan penyabar membuat siapa pun betah dekat-dekat dengan cowok itu meski irit bicara.

Katanya Juan juga diidolakan oleh para gadis sekitar kompleks bahkan sampai sekarang. Hal itu membuat Lora sedikit tidak suka meski ia tahu suaminya itu tidak akan pernah melirik cewek-cewek itu. Ia sedikit cemburu tapi memaklumi hal itu selama Juan tidak menanggapinya dengan serius. Juan memang sempurna di matanya.

Kini mereka berdua dalam perjalan pulang ke rumah. Lora memeluk lengan Juan dan bersandar di sana, Juan tidak keberatan sama sekali. "Capek?" tanya cowok itu menatap istrinya yang tidak sungkan lagi menyentuhnya.

"Lumayan, tapi gak masalah. Udaranya adem, bikin tenang. Makasih ya udah bawa aku makan bakso kesukaan kamu, aku juga seneng dikenalin sama temen-temen kecil kamu," balas gadis itu seraya tersenyum senang.

"Saya yang makasih. Makasih karena kamu gak keberatan sama sekali saya kenalin ke temen-temen kecil saya, maaf juga karena cuma ngajak makan bakso di pinggir jalan, bukan ke restoran."

"Gak apa-apa kok. Aku justru seneng makan bakso itu, enak banget. Pantes kamu suka."

Juan tersenyum mendengarnya. Ia mengelus puncak kepala Lora lalu mengecupnya sekilas. "Saya seneng hubungan kita membaik," kata cowok itu membuat Lora menatapnya merasa bersalah.

"Maaf, Juan."

Mendengar lirihan Lora membuat Juan tersentak. Maksudnya bukan mengungkit-ungkit kesalahan Lora. "Eh, kenapa minta maaf?"

"Maaf, karena keegoisan aku kamu sering sakit hati."

Juan merutuki dirinya sendiri. "Saya udah lupain itu semua, Ra. Yang paling penting buat saya sekarang adalah, kita. Hubungan kita ke depannya gimana, itu yang paling penting. Masalah yang lalu, biarlah jadi pelajaran. Jangan dipikirin lagi, ya?"

Lora mengangguk. Betapa baiknya Juan, cowok itu bahkan sudah melupakan semua perbuatan jahat Lora padanya. Lora jadi semakin merasa insecure.

"Kapan-kapan, kita liburan berdua yuk! Kamu mau gak?" ajak Juan memgalihkan topik sensitif tersebut.

"Liburan, ke mana?"

"Hm ... kamu ada tempat yang mau dikunjungi gak?" tanya Juan balik.

Lora berpikir sejenak kemudian mengangguk. "Aku pengen banget ke Raja Ampat. Tapi kayaknya biaya ke situ mahal."

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang