"Kok gue jadi deg-degan ya?"
Lora dan Nancy saling tatap kemudian menoleh kecil pada Elia yang duduk di bangku belakang mobil. Tiga gadis itu langsung menuju ke rumah Lora dan Juan begitu bel pulang sekolah berbunyi. Tadinya Lora ingin mengajak Juan untuk pulang bersama-sama saja, tetapi Elia dengan tidak sabarnya mendesak Lora untuk segera pulang.
Lora sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
"Ra, pacar Juan juga ada gak nanti di sana?" Tanya Elia penasaran. "Penasaran gue sama cewek beruntung itu. Pasti dia cantik kan? Baik juga pastinya. Gak mungkin Juan milih cewek yang gak baik buat dijadiin pacar."
Entah kenapa Lora merasa tertampar dengan celetukan Elia. Ia jadi rendah diri. Lora sadar betul jika dirinya dan Juan sangat tidak pantas bersanding. Juan dengan segala kebaikannya mengapa harus mencintai gadis seburuk Lora? Lora benar-benar tidak habis pikir dengan perasaan Juan.
Namun di sisi lain ia merasa sangat beruntung dicintai laki-laki sebaik Juan. Kata orang, laki-laki yang cintanya lebih besar akan membuat perempuan merasa bahagia. Dan kalimat itu tengah Lora rasakan saat ini.
Ia beruntung dicintai sehebat itu oleh Juan.
"Sepenasaran itu lo sama cewek Juan?" tanya Nancy pada Elia.
"Sepenasaran itu gue, Cy. Makanya gue deg-degan banget nih. Gak sabar ketemu cewek Juan nanti."
Nancy geleng-geleng kepala. Heran.
"Mampir bentar di minimarket depan ya, Cy, gue mau beli camilan sama minuman buat di rumah nanti," ujar Lora yang langsung diangguki Nancy.
Mereka berhenti di minimarket yang dekat dengan rumah Lora. Setelah itu mereka melanjutkan kembali perjalanan hingga sampai di tujuan akhir. Rumah Lora dan Juan.
Kedatangan tiga gadis itu bertepatan dengan Juan yang juga datang dengan tiga sahabatnya. Juan yang menggunakan mobil, sementara tiga lainnya menggunakan motor.
Lora tersenyum begitu kedua matanya bertemu dengan Juan yang baru keluar dari mobil lalu berjalan ke belakang mobil Nancy dan membuka bagasi mengeluarkan barang belanjaannya yang cukup banyak.
"Biar saya yang bawa, kamu buka pintu aja, gih!"
Lora mengangguk patuh lalu berlalu setelah mengucapkan terima kasih pada suaminya. Ia mengajak kedua sahabatnya masuk disusul Juan yang juga mengajak tiga sahabatnya ikut masuk ke dalam.
"Rumah lo nyaman juga, Ra. Adem, suasananya tenang." Elia berkomentar seraya memandangi seisi ruang tamu. Nancy duduk di sebelahnya.
"Kalian tunggu bentar ya, gue mau nyiapin minum dulu," kata Lora meletakkan tasnya ke atas sofa. Ia menoleh pada ketiga sahabat Juan yang duduk di sofa panjang bersebrangan dengan Elia dan Nancy. "Kalian mau minum apa? Dingin apa panas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan: Perfect Husband || On Going
Ficção AdolescenteHanya kisah seorang remaja laki-laki bernama Juan Aksandri yang menikahi sahabat masa kecilnya. Juan yang sangat penyabar, Juan yang sangat sempurna untuk seorang badgirl seperti Lovarian Shanira. *** "Kenapa lo sebaik ini? Kenapa lo selalu terliha...