34. Sahabat kecil?

930 67 18
                                    

"Ngapain lo ke sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo ke sini?"

Juan menatap datar cowok yang berdiri di depannya. Minggu pagi ini rencananya Juan akan lari pagi ke taman dekat rumahnya, namun ia malah berhadapan dengan sosok kekasih Lora. Iya, Rey lah yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Lora mana?" tanya Rey celingukan menatap ke dalam rumah. Juan langsung menutup pintu dari luar agar Rey tidak lagi bebas menatap ke dalam rumahnya. "Gue mau ketemu cewek gue, di mana dia?" ulang Rey tidak suka.

"Lora gak ada di sini, mending lo pergi!" usir Juan. "Lora pulang ke rumah orang tuanya."

"Gue gak percaya. Lora pasti ada di dalem kan?"

Mendengar itu Juan mendesis sebal. "Kalo pun dia ada di dalem, gue gak akan izinin lo ketemu sama Lora. Mending lo pulang daripada ganggu ketenangan orang."

Rey mengumpat seraya menatap Juan dengan tatapan permusuhan. Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam membuat kedua cowok itu menoleh bersamaan. Lora muncul menatap bingung keduanya. "Rey? Kamu ngapain ke sini pagi-pagi?" tanya Lora kaget melihat kehadiran Rey di rumahnya pagi-pagi begini.

Bukannya menjawab, Rey melangkah maju kemudian menarik Lora ke dalam pelukannya membuat gadis itu mematung. "Aku kangen sama kamu, Ra. Kamu gak bales chat aku kemarin, makanya aku nyamperin kamu ke sini karena aku khawatir kamu kenapa-napa," jelas cowok itu seraya mengeratkan pelukannya pada Lora.

Sementara itu Lora langsung menatap Juan yang juga menatapnya datar. Ekspresi gadis itu memelas. "Tolong aku, Juan," ujar Lora tanpa suara. Tatapan gadis itu sangat memohon membuat Juan menarik baju belakang Rey menjauh dari Lora.

"Bangs*t! Apa-apaan sih lo?!" maki Rey menatap marah pada Juan.

"Masih punya malu gak lo? Dateng ke rumah orang pagi-pagi, terus langsung meluk-meluk. Jadi cowok jangan mura-murah amat lah!" cibir Juan sangat pedas membuat Rey benar-benar emosi mendengarnya.

"Jaga omongan lo, anj*ng! Jangan mentang-mentang lo sepupu Lora, jadi lo seenaknya ngerendahin gue."

Mendengar itu Juan tersenyum miring kemudian bersidekap. "Kayaknya gue pernah bilang kalo hubungan gue sama Lora itu lebih dari sepupu. Lo lupa atau pura-pura lupa?" Kemudian Juan menatap Lora yang hanya diam. "Kamu, masuk ke dalam! Sekarang!" titahnya. Dengan patuh Lora menurut membuat Rey menatapnya tidak percaya.

"Lora!" Rey terus berteriak memanggil Lora, namun kekasihnya itu sama sekali tidak membuka pintu membuat Rey mengumpat keras.

Melihat kemarahan Rey sontak membuat Juan tersenyum puas. "Liat kan? Dia udah gak peduli sama lo. Gue udah bilang jauh-jauh hari untuk putusin Lora. Lo gak akan bisa ngerebut dia dari pemiliknya sampai kapan pun. Dia macarin lo cuma karena gabut, dan lo dengan bodohnya mau-mau aja."

Kedua tangan Rey mengepal mendengar ejekan Juan untuknya. Cowok itu pasti akan menghajar sepupu kekasihnya itu kalau saja ia tidak ingat di mana dirinya sekarang. Ia ada di wilayah kekuasaan Juan. "Gue gak akan maafin lo atas hinaan lo ini. Gue pasti bakal bales lo, inget itu!" Setelah mengatakan itu Rey berlalu pergi.

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang