"Kamu mau ke mana? Kok udah rapi aja pagi-pagi?"
Juan menghampiri Lora yang baru bangun di ranjang seraya mengucek kedua matanya. Cowok itu menyingkirkan rambut hitam Lora yang berantakan di wajah. "Saya izin ke luar ya? Bagus, Zaki sama Riko ngajak pergi survei tempat yang mau dibuka kafe itu," kata Juan lembut.
Lora membulatkan mulutnya mengerti. Juan dan ketiga sahabatnya memang akan membuka bisnis bersama, yaitu kafe. Lora tentu saja mengizinkan suaminya itu pergi. "Boleh. Tapi kamu udah sarapan? Mau aku bikinin sarapan apa?"
"Tolong bikinin teh aja sama roti selai, kalo kamu gak keberatan."
"Yaudah, aku bikinin sebentar." Lora beranjak turun dari ranjang. Ia mencepol rambutnya lalu keluar kamar. Sementara itu Juan memasang sepatunya sebelum menyusul Lora ke dapur.
"Oh iya, rencananya mau nyari tempat di mana, Ju?" tanya Lora penasaran. Ia duduk di hadapan Juan yang menyantap sarapan.
"Kita nyari tempat di deket kampus aja biar gak kejauhan nanti mau bolak-balik. Tapi kalo gak ada, ya udah cari di tempat lain."
Lora mengangguk.
"Kamu hari ini ada rencana keluar?" tanya Juan setelah menyesap teh miliknya.
Lora berpikir sejenak sebelum menggeleng. "Aku mau di rumah aja, tungguin kamu. Lagi mager banget buat keluar."
"Mau dibawain apa nanti?"
Mendengar pertanyaan sederhana itu membuat sudut bibir Lora tertarik. "Mie ayam, boleh?"
Juan mengangguk cepat. "Apalagi?"
Lora meletakkan jari telunjuknya di dagu seraya berpikir keras. "Es krim?"
"Oke. Mie ayam sama es krim aja? Gak mau yang lain?"
"Maunya sih kamu di rumah aja," canda Lora membuat Juan tersenyum geli. Ia menghampiri istrinya itu lalu mencium puncak kepalanya sayang dan memeluknya gemas. Lora pun tidak tinggal diam, ia membalas pelukan Juan erat.
"Saya gak akan lama kok, paling sore udah pulang."
"Hm, iya gak apa-apa."
Juan mengurai pelukannya dan menangkup wajah Lora kemudian mengecup kening istrinya itu. "Saya berangkat sekarang ya? Pintu rumah dikunci dari dalam, oke?"
Lora mengangguk patuh. Ia mengalungkan lengannya di leher Juan kemudian mengecup bibir suaminya itu membuat Juan mematung untuk sesaat. "Hati-hati di jalan, semangat cari tempat buat usahanya," ujar Lora memberi semangat.
Sudut bibir Juan terangkat membentuk senyum lebar kemudian balas mengecup bibir Lora. "Makasih, cantik."
Setelah itu Lora mengantar Juan keluar dan kembali masuk setelah Juan benar-benar pergi. Ia bergegas mandi dan memakai skincare rutinnya. Terakhir, Lora memasak untuk makan siang dan malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan: Perfect Husband || On Going
Novela JuvenilHanya kisah seorang remaja laki-laki bernama Juan Aksandri yang menikahi sahabat masa kecilnya. Juan yang sangat penyabar, Juan yang sangat sempurna untuk seorang badgirl seperti Lovarian Shanira. *** "Kenapa lo sebaik ini? Kenapa lo selalu terliha...