18. Sebuah Dukungan

960 90 8
                                    

"Mencintai dia yang mencintai yang lain adalah salah satu konsekuensi dari pahitnya cinta."
_Juan Aksandri_

...

Pukul 9 malam Lora baru bangun dari tidur siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 9 malam Lora baru bangun dari tidur siangnya.

Ia merubah posisi menjadi duduk seraya meregangkan tubuhnya. Lora mengikat rambutnya yang kusut karena tidurnya.

"Udah jam 9, laper banget," keluhnya sambil mengelus perutnya yang keroncongan.

Lora meraih ponselnya yang masih berada di atas nakas dalam keadaan menyala, bahkan masih tersambung dengan Juan. Mata Lora membola seketika mengingat permintaannya tadi siang. Di layar ponselnya terpampang wajah Juan yang tersenyum.

"Udah bangun? Gimana tidurnya?" suara lembut Juan menyapa telinga Lora.

Gadis mengalihkan pandangannya sejenak. Malu sendiri mengingat permintaan konyolnya pada Juan tadi. Apa Juan menemaninya dari siang tadi dan tidak memutus sambungannya? Tapi kenapa? Lora kan hanya minta ditemani sampai dirinya tertidur, bukan sampai bangun lagi!

"Lo ngapain gak mutusin sambungannya? Gue kan bilang temenin sampe tidur, bukan sampe bangun lagi!" balas Lora sedikit kesal dan ... malu.

Terlihat Juan tersenyum hangat. "Emangnya kenapa? Saya mau kok nemenin kamu sampe bangun lagi."

"Ck! Ya ... yaudah lah terserah lo!"

"Saya suka liat wajah kamu yang lagi tidur, adem dan tenang banget."

Lora menggigit bibir bawahnya spontan. Kenapa Juan harus bicara begitu, sih? Tidak tau kenapa Lora jadi salah tingkah begini. Pipinya terasa memanas. "Gak usah gombal, lo!"

Juan tertawa pelan lalu menggeleng. "Saya gak gombal, kok. Apa pun tentang kamu saya selalu serius."

Lora terdiam menatap Juan yang tersenyum padanya. Lora berdehem menetralkan perasaan aneh yang menggebu di dadanya. "Gue mau mandi. Lo bisa tutup telponnya."

Juan mengangguk mengerti. "Yaudah, mandinya jangan lama-lama, ya? Gak baik."

"Hm."

"Saya udah Go-food in buat makan malam kamu, bentar lagi kayaknya nyampe," ujar cowok itu lagi.

'Juan, kenapa lo se-perhatian ini sama gue? Gue jadi ngerasa bersalah sama lo!'

Tak lama kemudian Lora mendengar ada ketukan di pintu. Sepertinya itu kurir yang mengantarkan pesanan makanan Juan. "Siapa yang dateng?"

"Kayaknya pesanan lo," jawab Lora yang di angguki Juan.

Lora turun dari ranjangnya keluar, ia membawa ponselnya.

"Selamat malam, pesanan atas nama Mbak Lora?" tanya kurir itu sopan menyodorkan paper bag berisi makanan yang Juan pesan. Lora menerimanya dengan baik lalu mengucapkan terima kasih. Ia kembali menutup pintu setelah kurir tadi pergi. Lora meletakkan pesanan itu di atas meja makan. Membukanya, dan ternyata isinya nasi putih dengan lauknya ayam bakar kecap. Sedangkan minumannya jus alpukat, kesukaan Lora.

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang