Hanya kisah seorang remaja laki-laki bernama Juan Aksandri yang menikahi sahabat masa kecilnya. Juan yang sangat penyabar, Juan yang sangat sempurna untuk seorang badgirl seperti Lovarian Shanira.
***
"Kenapa lo sebaik ini? Kenapa lo selalu terliha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Lora dan Juan kembali menjalankan aktifitas mereka masing-masing sehari setelah proses pernikahan mereka diadakan.
Dan hari ini sepasang suami istri itu sudah kembali bersekolah. Mereka berdua memang sekolah di tempat yang sama namun jurusan yang berbeda.
"Seragam kamu gak ada yang lain?" tanya Juan sambil melirik Lora dari atas hingga bawah. Seragam yang Lora kenakan sangat tidak mencerminkan sebagai siswi. Kemeja ketat dan rok pendek tak kalah ketat.
Lora meneliti seragam yang ia kenakan. Ia rasa tidak ada yang salah dengan seragam yang ia kenakan. "Kenapa emang? Keberatan lo pakaian gue kek gini?" Gadis itu bertanya balik dengan nada sewotnya.
Juan menghela napasnya. "Kamu itu mau ke sekolah, bukan ke club. Bersikap seperti siswi biasanya, bisa?"
Lora melirik sinis Juan. "Kenapa sih lo?! Suka-suka gue kek mau pake baju kayak apa juga! Ini nih yang gak gue suka, lo ingetkan apa yang pernah gue bilang? Gue-gak-suka-diatur. apalagi sama orang kek lo."
Juan mendengus. "Terserah kamu. Saya gak tanggung jawab kalo kamu masuk BK lagi."
Lora mengibaskan rambut sebahunya lalu mencibir. "Dahlah! Ngebacot mulu lo. Gue tunggu di depan."
Juan menggeleng-gelengkan kepalanya menatap punggung Lora yang menghilang di balik pintu.
Lora berada dijurusan IPS dan Juan jurusan IPA. Keduanya memang berbanding terbalik, Lora yang sering berhadapan dengan masalah dan guru BK sementara Juan merupakan murid teladan dan selalu menjadi kesayangan para guru.
"Turunin gue di halte!" titah Lora angkuh. Juan hanya diam namun tetap mengikuti kemauan Lora. Lagipula mereka memang menyembunyikan pernikahan mereka sampai keduanya tamat sekolah.
Mobil Juan berhenti di depan halte.
"Nanti lo gak usah nungguin gue pulang, gue mau hang out sama temen-temen gue. Tapi ..." Lora menunjuk wajah Juan membuat cowok itu menaikkan satu alisnya. "Lo gak boleh bilang sama mama papa gue! Ngerti!"
Juan beralih menatap ke depan. "Pulang sebelum magrib! Kalo enggak siap-siap tidur di luar!"
Lora melongo mendengar ancaman itu. "Lo ngancem gue?" kesalnya.
"Sana turun! Nanti ada yang liat kamu bareng saya," usir Juan halus membuat Lora berdecak kesal.
Gadis itu membuka pintu mobil lalu keluar dan menutup kembali pintunya dengan keras dan berlari memasuki gerbang.
Juan dibuat geleng-geleng kepala melihat kelakuan gadis itu. Entah sudah berapa kali Juan menggeleng dari tadi.
Mobil Juan masih belum dinyalakan hingga Lora hilang dibalik gerbang sekolah. Setelah Lora tidak lagi kelihatan Juan menyalakan mesin mobilnya lalu melajukan memasuki pekarangan sekolah.
