23. Istimewa

1.1K 112 17
                                    

Pagi ini ada yang beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini ada yang beda.

Itulah yang Juan rasakan. Bagaimana tidak, saat bangun tidur tadi ia tidak menemukan Lora di sampingnya. Namun aroma masakan yang tercium di indera penciumnya membuat Juan berasumsi jika istrinya itu tengah memasak di dapur.

Cowok yang masih mengenakan sarung hitam kotak-kotak sehabis sholat subuh itu bangkit lalu keluar kamar. Pemandangan yang pertama kali Juan lihat saat sampai di dapur adalah, Lora yang berdiri membelakanginya tengah mengaduk-aduk masakan. Tanpa sadar sudut bibir cowok itu tertarik ke atas.

Pemandangan tersebut cukup menghangatkan hatinya. Dalam diam Juan melangkahkan kakinya menuju bangku meja makan. Dan pergerakannya tidak mengusik Lora sama sekali.

"Masak apa?"

Lora terkejut setengah mati mendengar suara dari belakangnya. Gadis itu berbalik mendapati Juan yang duduk seraya menopang dagu menatapnya. Tatapan kesal Lora layangkan. Ia berusaha menormalkan jantungnya yang berdegup kencang karena kaget, beruntung tidak berimbas pada masakannya.

"Ngagetin!"

Juan tersenyum. "Maaf. Kamu masak apa?"

Lora melirik masakannya Lalu berdehem. "Cuman nasi goreng sama telut dadar," jawab gadis itu sedikit malu.

Jujur saja baru kali ini Lora menyentuh peralatan masak. Seumur hidupnya, ia tidak pernah mau menginjakkan kaki di dapur apalagi berbaur dengan bahan-bahan dapur. Dulu Lora berpikir jika ada uang apapun bisa di beli, tapi sekarang pikiran itu perlahan berubah seiringnya waktu.

Ia juga malu pada Juan yang pandai dalam segala hal, terutama memasak. Cowok itu serba bisa dan itu membuat Lora malu padanya. Lora akui jika Juan adalah cowok yang mendekati sempurna, pantas ia di sukai banyak wanita.

"Udah siap belum? Saya mau coba," ucapan Juan membuat Lora tersentak dari lamunannya.

Ia menatap mata Juan yang terlihat antusias menunggu masakan darinya, dan itu cukup membuat Lora merasa di hargai. "Bentar lagi mateng."

Juan mengangguk seraya memperhatikan Lora yang kembali pada aktifitasnya. Cowok itu kembali menopang dagu memperhatikan setiap gerak-gerik istrinya yang terlihat sangat cantik saat serius. Juan terkekeh dalam hati, memang kapan Lora tidak cantik di matanya?

Setelah menuangkan nasi goreng di dua piring lengkap dengan telur dadar, Lora membawa ke meja makan meletakkan salah satunya di depan Juan.

"Kalau gak enak gak usah di makan," kata Lora yang tidak pedulikan Juan. Cowok itu menatap penuh minat nasi goreng buatan istrinya. Ini pertama kali Juan di masaki Lora, dan rasanya sangat menyenangkan.

Juan mulai menyuapkan satu sendok nasi goreng tersebut dan sepotong telur dadar ke dalam mulutnya. Matanya terpejam meresapi rasanya. Sementara Lora diam-diam menunggu dengam perasaan gugup. Ia belum mencicipi rasa nasi goreng buatannya sendiri, takut tak sesuai ekspektasinya.

Juan: Perfect Husband || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang