Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻
~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~
Adalah Jake orang paling mengesalkan di sepenjuru dunia. Mungkin sudah berulang kali diberitahu, namun Minji tidak akan lelah memberitahunya. Bahwa Jake benar-benar manusia menyebalkan yang pernah ada di seluruh antariksa.
Jika biasanya cowok berdarah Korea-Australia itu menyuruhnya dengan berbagai pekerjaan, kali ini beda lagi, cowok itu menyuruhnya memegang ponsel. Ya, benda pipih berlogo apel yang kerap cowok itu mainkan. Anehnya, hari ini dia menyuruh Minji melakukan sesuatu yang tidak Minji pahami. Begitu gadis itu melaksanakan apa yang diperintahkan, pupil matanya membesar.
"Tuan, mereka maki-maki saya!" tunjuknya pada beragam komentar yang terpampang di bawah layar ponsel.
Sejak tadi Jake terus terbahak, bahkan memukul pahanya saking terpingkal. Sedangkan Minji tidak mengerti dia tertawa karena apa, yang dia pikirkan cowok itu telah melakukan sesuatu yang mempermalukan dirinya.
"Saya masih biarin kalau anda kurang ajar ke saya di kawasan rumah, tapi kalau anda permainkan harga diri saya di luar, saya nggak akan ampuni anda!" Minji bangkit, melempar ponsel itu ke kasur.
"Nggak ada sangkut-pautnya sama harga diri. Baperan lo." Jake meraih ponselnya. "Sini biar gue ajarin."
"Ajarin apa?" Alis Minji yang sudah berkerut tambah berkerut.
"Udah sini, banyak tanya lo kek Dora Explorer."
Mulanya Minji tidak ingin menuruti perintahnya, tapi karena sekarang sudah pukul delapan malam, ia takut bila dia membantah Jake tidak akan membiarkannya kembali ke kamar dengan tenang, cowok itu pasti terus meneriaki namanya tanpa peduli nasibnya bagaimana. Untuk mencegah hal itu terjadi, Minji melakukan semua perintahnya dengan cepat.
"Apa?" Pada akhirnya Minji mendekati Jake yang duduk di bibir kasur.
Cowok itu meliriknya sekilas. "Duduk situ," tunjuknya ke lantai.
Tanpa membuang waktu dia duduk di tempat yang Jake perintah.
"Deketan dikit dong, jauh amat, kayak musuhan aja."
Dengan sabar Minji mendekatkan dirinya hingga tepat berada di bawah kaki cowok itu.
Jake menunjuk layar ponsel miliknya ke hadapan Minji. "Ini namanya Instagram."
"Ikan se-gram?" ulang Minji sambil mengerutkan dahi.
Jake kembali tertawa kemudian menyentil kening Minji keras, sontak Minji menutupi keningnya yang pasti memerah karena benar-benar sakit.
"Ins.ta.gram. Instagram."
"Ins ... tagram?" Minji mulai bisa mengatakannya.
"Yang gue kasih tunjuk ke lo tadi namanya Live. Artinya lo lagi siaran langsung, temen-temen gue bisa ngeliat wajah lo. Mungkin mereka panik muka lo tiba-tiba muncul di live gue, makanya langsung maki lo." Sangat jelas dia sedang menahan tawa.
Minji belum terlalu mengerti, tapi dia paham Jake telah mempermalukan dirinya. "Kenapa anda kasih siaran itu ke saya? Saya nggak ada hubungannya sama teman-teman anda."
Begitu mudahnya Jake mengedikkan bahu acuh sambil menjawab. "Seru aja ngerjain lo."
Jawaban yang sangat membuat Minji marah. Namun dia menahannya agar tidak sampai meledak. Setelah menetralkan emosi, dia hendak bangkit tapi cowok itu menahannya.
"Tetap di situ! Gue belum selesai ngomong."
"Ini udah jam delapan malam, waktu kerja saya udah selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealova✓
FanfictionShim Jake, cowok jenius yang paling perfeksionis dalam segala hal. Cerdas, tampan, dan keras kepala. Sifat angkuh dan kenakalannya menjadi nilai minus dari dirinya. Kim Minji, gadis berusia 17 tahun yang menjadi pembantu di rumah keluarga Shim. Dia...