²⁵. duapuluh lima

3.3K 826 123
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~



Setelah merias dirinya dengan sederhana, Minji menatap pantulannya dari cermin. Gaun putih di atas lutut, sneakers, arloji, sling bag, dan kalung yang dia beli sendiri menggunakan gajinya. Iya, gaji yang diberikan sosok yang dia benci. Dia menyentuh kalung itu dengan tatapan datar.

Tok tok

"Minji! Lo lama banget, sih. Niat pergi, nggak?" Ketokan dari luar membuat Minji melanjutkan riasannya yaitu meletak pita di bagian kuncir rambutnya. Walau dia miskin, dia harus pantas jika menghadiri sebuah pesta.

Tok tok

"Minji! Jangan-jangan lo ngerjain gue, ya? Lo lagi tidur 'kan sekarang?" Ketokan dari luar semakin brutal.

Gadis itu berdesis. Benar-benar keterlaluan. Sudah membuatnya pingsan, Jake masih bisa merecokinya. Tapi ... biar saja. Jake memudahkan pekerjaannya jika cowok itu sendiri yang mendekatinya. Gadis itu memasukkan ponsel murahnya ke dalam sling bag dan menghampiri pintu.

Tok tok

"Minji, kalau lo—"

Ceklek

Pintu langsung terbuka, bibir Jake berhenti di udara tatkala maniknya bertubrukan dengan manik Minji. Perkataan yang akan dia lontarkan tertahan di kerongkongan melihat penampilan Minji.

Minji membola malas, segera berjalan mendahului Jake. Perlu beberapa detik bagi Jake terdiam di pijakan. Kemudian dia menyusul Minji untuk mengimbangi langkah.

"Ini lo? Kim Minji?" Dia menilainya dari atas ke bawah.

"Bukan. Suzy."

"Dih."

Sesampai di luar, Jake menyuruh supirnya keluar dari mobil, biar dia yang mengendarai sendiri. Terjadi adu-debat di antara mereka, supir mengatakan Jake tidak boleh menyetir sendirian. Mengandalkan kekuasaannya, Minji mengatakan tidak apa. Pak Supir sempat menyanggahnya tapi Minji bilang dia yang akan bertanggung jawab.

Hingga Jake cukup terpana karena Minji memenangkan adu-debat tersebut. Mereka duduk bersebelahan di dalam mobil dengan Jake yang mengendarai mobil.

"Ekhem." Cowok itu memecahkan keheningan, menarik perhatian Minji yang sedang memperhatikan jendela.

"Apa?"

Mobil berhenti di lampu merah, saat itu Jake kembali menelisik penampilan Minji dari atas ke bawah. "Gue masih belum percaya ini lo. Kim Minji itu 'kan, butek, kucel, jelek. Sedangkan yang di depan gue...."

"Saya udah cantik dari lahir." Minji memang gadis yang cukup percaya diri. Buktinya dia baru mengatakan hal tersebut kepada majikannya sendiri sambil mengibas kunciran rambutnya.

"Cantik apanya? Gue belum selesai bicara! Yang di depan gue kelihatan centil! Awas kalau lo berani godain cowok lain. Gue awasin 24/7."

"Enak aja. Pokoknya saya mau godain salah satu cowok di sana."

"Coba kalau lo berani. Siap-siap tangan tuh cowok gue patahin." Dia menunjuk-nunjuk Minji sebagai ancaman. Membuat Minji mendengus dan lanjut memperhatikan jendela. Ketika lampu merah berubah hijau, Jake kembali melajukan mobil.

Minji kembali memikirkan hal yang dia lakukan nanti. Semoga dia berhasil.

Tak butuh waktu lama mobil sampai di lokasi pesta. Berhenti di parkiran sekolah yang sudah begitu ramai. Minji menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Hingga dia tak sadar Jake sudah turun dan membuka pintu di sebelahnya.

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang