³⁰. tigapuluh

3K 816 504
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ayo komen yang banyak yuk biar cepet updatee🔥

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~



Jantung Minji berdegub kencang. Tenggorokannya tercekat, tubuhnya terasa kaku dan sulit digerakkan. Pandangannya menurun pada genggaman Jake di lengannya, setelah menepis, dia bangkit berdiri lantaran orang-orang di sekitar memperhatikan.

"Maaf, saya permisi." Minji pergi begitu saja tanpa menggubris panggilan para pegawai di istana boneka.

"Minji, lo boleh ngelakuin apa aja ke keluarga gue. Gue nggak akan ngelarang, gue bakal selalu ngedukung lo."

Apa maksud perkataan itu? Apa Jake mengetahui segalanya? Apa Jake tahu yang dia lakukan selama ini?

Minji berjalan cepat sambil memaksa otaknya bekerja lebih keras untuk menggali jawaban dari pertanyaannya.

Napasnya memburu membayangkan cowok itu benar-benar mengetahuinya. Bagaimana jika Jake sungguh mengetahuinya? Apa yang tersisa dari dirinya?

Semua yang Minji lakukan selama ini, apa semuanya sia-sia? Apa targetnya mengetahui rencana bulusnya?

Minji menjadi sangat lemah, membayangkan semua yang dia lakukan selama ini hanya omong kosong. Dia belum melakukan apa pun selama setengah tahun.

Langkah gadis itu terhenti tiba-tiba di depan kafe yang pengunjungnya ramai, tanpa memikirkan orang-orang, dia menangis kecil seraya menyembunyikan wajahnya di telapak tangan.

Jika benar Jake mengetahuinya, bagaimana? Minji tidak pernah mengira Jake akan tahu, selama ini dia sudah bertindak hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan, bahkan menunda setiap rencana agar tidak dicurigai oleh siapa pun, tapi jika Jake tahu ... apa yang akan terjadi padanya?

"Kenapa lo tiba-tiba pergi?" Lengannya ditarik dari arah depan hingga menunjukkan wajahnya yang sembab. Pandangannya langsung bertemu dengan Jake yang menatapnya intens. "Lo nangis?"

Dia melepas lengan Jake dari lengannya lalu pura-pura mengucek mata. "Kelilipan."

"Kelilipan sampe sembab?"

Minji terdiam.

"Ada yang salah sama kata-kata gue makanya lo nangis kayak kemarin?" Yang dia maksud kejadian membeli pakaian beberapa bulan lalu saat Minji menangis mendengar ucapannya. "Gue ngerendahin lo lagi? Makanya lo tiba-tiba nangis, terus lari segala. Emangnya gue tahu? Gue bilang apa ke lo? Lo tersinggung anak panahnya kena lo?"

Lirikan diberikan pada Jake. Daripada bertingkah seperti orang bodoh, lebih baik menanyakan langsung. "Anda tahu sesuatu tentang saya?"

"Tahu apa?" Alis Jake bertautan.

"Sebelumnya, anda bilang saya boleh ngelakuin apa aja ke keluarga anda?"

"Ah, itu." Jake menyilangkan lengan di depan dada. "Lo pasti udah denger soal perusahaan Mama gue yang lagi bermasalah. Gue sebagai majikan lo ngasih kompensasi, lo boleh ngelakuin apa aja sampe perusahaan Mama gue pulih lagi. Lo punya sedikit kebebasan selama beberapa hari, tapi lo harus tetep di samping gue. Ngerti?"

"Cuma itu?"

"Emang apa lagi? Lo berharap apa?"

Minji terdiam sejenak lalu menggeleng. "Lupain. Ayo makan sore." Ternyata dia salah. Lagian, bagaimana mungkin Jake mengetahui rencananya? Dia melakukannya sangat perlahan. Tidak ada yang tahu bahkan Nyonya Shim sekali pun. Ia berjalan lebih dulu, meninggalkan Jake yang menghela napas di pijakan.

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang