³⁴. tigapuluh empat

3.1K 844 586
                                    

Ada yang nunggu nggak? mianhae aku lagi punya banyak urusan🤼

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~





Selain tersebar berita kebangkrutan, perselingkuhan yang Nyonya Shim lakukan sebelum Tuan Shim meninggal juga menjadi topik hangat baru-baru ini di kalangan masyarakat.

CEO dari perusahaan elektronik tercanggih kini menjadi bulan-bulanan para pebisnis atau orang-orang lainnya.

Minji menghela napas lalu menyimpan iPad-nya usai membaca komentar-komentar menyakitkan. Bukan. Dia tidak merasa itu menyakitkan bila dituju kepada Nyonya Shim, masalahnya para netizen itu menyebut-nyebut nama Jake. Bila dia menambahi rumor lain agar Jake tidak disangkut-pautkan, yang ada rumor sebelumnya tidak akan masuk akal dan rumor lainnya tidak akan dipercayai lagi. Tidak ada cara lain selain membiarkannya. Walau pada akhirnya Minji harus melihat Jake terkurung di kamar.

Nyonya Shim mengurung Jake di kamar karena masalah di sekolah kemarin, pihak sekolah mengabari Nyonya Shim mengenai kabar tersebut.

Jake diberi hukuman atas kehadirannya di sekolah walau sudah dilarang. Cowok itu tidak boleh pergi kemana pun meski itu di sekitar rumah. Nyonya Shim frustasi dan tidak ingin menambah masalah dengan membiarkan Jake berkeliaran untuk membuat ulah.

Sudah dua hari berlalu, Minji sering menatap pintu kamar Jake yang tertutup rapat. Ngomong-ngomong Minji juga kena marah, tapi dia masih diperbolehkan bertemu Jake, asal masih berada di kamar cowok itu.

Minji bangkit berdiri menghampiri dapur, membantu para pelayan menyiapkan makanan. Dia menutup pintu kulkas usai memasukkan buah-buahan segar yang dibeli Valen. Dia mencuci tangannya kemudian melangkah menuju kamar Jake sambil membawa nampan makanan.

Sudah menjadi rutinitas, Minji mengantar makanan cowok itu. Jika tidak Minji yang mengantar, Jake tidak akan memakannya.

Tok tok

"Tuan, buka pintunya."

Tak butuh waktu lama pintu terbuka dari dalam. Jake memang terkenal nakal dari luar, tapi kenyataannya dia menuruti perintah sang Mama. Dia tidak mencoba membantah kata-kata Nyonya Shim walau sebenarnya tidak menginginkannya.

Wajah cowok itu masih muram. Dia mempersilakan Minji masuk lalu berjalan mendekati meja belajarnya. Terlihat buku-buku yang terbuka pertanda dia masih belajar.

Sejenak Minji menahan napas.

"Sekarang jam berapa?" Minji bertanya sembari meletakkan nampan yang dia bawa ke atas nakas.

"Jam enam sore," jawab Jake seadanya setelah melirik jam bundar di nakas kemudian lanjut membuka buku pelajaran yang dia baca.

"Udah jam enam sore, tapi anda masih belajar?"

"Kenapa?"

"Kenapa? Anda belajar dari jam enam pagi!" Gadis itu menyentak pelan piring buah-buahan.

"Terus?"

Minji menghampiri Jake dan merebut semua bolpoinnya. "Di sana ada cermin! Liat kondisi anda!"

"Kenapa sama kondisi gue?" Jake meletakkan kepalanya ke atas meja sambil memejamkan mata, merasa lemas dan pusing luar biasa.

Minji berdecak, sedari tadi cowok itu terus belajar tanpa jeda, terus memaksakan diri sebagai pelampiasan kekesalannya. Jake tidak bisa melakukan apa pun selain menyalurkan emosinya lewat belajar terus-menerus.

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang