³⁵. tigapuluh lima

3.1K 768 296
                                    

Absen dulu yuk siapa yang nungguin👯

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~





Minji menghentikan motornya di pinggir trotoar, Jake yang melingkarkan kedua lengan di pinggang Minji terdiam melihat kumpulan orang yang berjongkok di sebelah lampu merah.

"Itu temen lo?"

Minji membuka helmnya, melambaikan tangan pada mereka, dia tidak bisa menyebrang karena beda jalur. Salah satu dari mereka melihat Minji disusul lainnya.

Jake meringis tatkala mereka berbondong mendekat.

"Pulang aja, yuk?" pinta cowok itu, tidak nyaman berada di circle yang berbeda.

Suara Jake tidak didengar Minji, gadis itu melepas lengan Jake di pinggangnya lalu turun.

"Minji!" Seorang gadis cantik sepantaran Minji langsung merentangkan tangannya. Pakaian gadis itu hampir sama dengan pakaian Minji dulu, berobekan dan terlihat kumuh. Juga terdapat gitar yang terlingkar di pundaknya, pertanda dia seorang pengamen.

"Gaeul?" Mereka saling berpelukan.

"Lo kemana aja? Gila gue kangen banget, Miju!"

"Lo sendiri sejak kapan balik ke sini? Bukannya kemarin ditawarin jadi model?" Minji mengurai pelukan itu. Jake menahan napas mendengar Minji berbicara sesantai itu pada orang lain, selama ini Minji tak pernah berbicara seperti itu padanya, kecuali kejadian kemarin saat Minji tidak sadarkan diri, dia menyebut Jake sebagai 'aku-kamu'.

"Ah, gue nggak suka, ribet banget. Lebih suka jadi pengamen." Dia menyengir. "Eh tapi, lo kok berubah gini, Minji? Kok jadi glowing!" Dia memperhatikan penampilan Minji dari atas ke bawah. "Ini pakaian mahal 'kan? Widih, udah jadi holkay."

"Kim Minji? Ini bener lo?" Cowok tinggi yang pakaiannya paling bagus di antara mereka melongo melihat Minji.

Minji tersenyum miring. "Iya. Ini gue, Kak."

"Kok bisa? Kenapa penampilan lo—baru aja gue mau pamerin barang-barang baru ke lo! Kayaknya lo udah tahu duluan."

"Haha udah kelihatan kok dari penampilan lo yang mau pamer tiap saat."

"Ih, ini seriusan lo?" Mata cowok itu berbinar.

Minji ikut tersenyum lalu mengangguk. "Seriusan. Kangen, nggak?"

"Kangen banget woilah!" Dia langsung memeluk Minji erat-erat. "Gila, wangi lo tetep sama dari dulu. Udah punya baju bagus, tinggal di tempat mewah, kok gak beli parfum?!"

"Lo sendiri udah berubah sejak terakhir ketemu, jadi wangi banget."

"Eh pasti dong, lo yang nolak gue ajak ke tempat gue."

Minji tersenyum kecil lalu menggeleng. "Ngapain? Harusnya kemarin lo ajak Gaeul."

"No no, Gaeul noraknya kebangetan. Lo lebih cocok bersanding sama gue, eh malah nolak, hish."

"Minji?" Seorang cowok tinggi lainnya menepuk pundaknya. "Lo masih inget gue 'kan?"

"Kak Heeseung? Masih inget kok, nggak mungkin lupa." Minji hendak melepas pelukan cowok tinggi di hadapannya tapi malah ditahan.

"Gue masih kangen sama lo, tahan bentar ya, Miju."

"Kak, parfum lo engap banget." Dia mengurai pelukan Jay lalu memandang Heeseung. "Wah, Kak Hee makin ganteng aja, sering mampir ke sini, ya? Oh iya, motornya tadi saya pinjem, masih sama kayak dulu ternyata."

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang