²⁶. duapuluh enam

3.2K 787 107
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~




Usai melaporkan kejadian tadi kepada seorang guru, Minji membawa Jake duduk di sebuah sofa terdekat di sebelah jendela. Karena Jake tidak sadarkan diri, Minji ragu bisa memapah cowok itu sampai ke mobil.

Dari jarak sekitar lima puluh meter, gadis itu melihat orang-orang yang tadi menertawai Jake sedang menikmati pesta. Minji sudah melaporkan mereka kepada guru. Lihat saja, mereka akan dihukum terutama Sunghoon dan Chery.

Pandangan Minji beralih ke Jake yang dia sandarkan ke bahunya. Mata cowok itu terpejam erat. Minji menyentuh keningnya yang berkeringat dan terasa panas.

Perlu beberapa detik Minji termenung, sampai ponselnya bergetar, dia merogoh selempangnya dan mengambil ponselnya. Notifikasi terpampang di timeline, dia terdiam sejenak membacanya.

Minji tersentak saat seseorang tiba-tiba merampas ponselnya.

Sang pelaku yang tidak lain adalah Sunghoon membaca notifikasi itu. Tak sampai satu menit, dia melirik Minji yang berdesis kesal.

"Lo aneh, ya."

"Ck, balikin ponsel saya!" Gadis itu merebut kembali ponselnya.

Cowok di hadapannya kini menyilangkan tangan di depan dada, menyorot Minji dan Jake bergantian. "Orang tuanya mau lo hancurin. Anaknya kenapa lo biarin? Atau lo punya rencana lain buat Jake?"

Minji tak menjawab, lebih memilih menyimpan ponselnya ke selempang seperti semula.

"Jawab!" Dia mencengkeram pundak Minji. Sontak Minji mendorongnya.

"Sejak awal saya nggak mau libatin siapa pun. Lagian, apa gunanya libatin dia?"

"Wah." Sunghoon bertepuk tangan. "Jelas ada gunanya, Kim Minji. Keluarga dia ikutan hancur lebur tanpa sisa kayak lo."

"Justru itu." Minji membuang mukanya. "Saya mau dia ngerasain apa yang saya rasain. Nggak usah libatin Jake. Biar dia liat sendiri keluarganya hancur."

"Emangnya lo nggak mau bales dendam ke Jake? Atas semua yang dia lakuin ke lo? Selama ini dia anggep lo hewan peliharaan. Lo punya kesempatan kasi pelajaran ke dia."

"Saya bilang nggak usah," jawab Minji berintonasi rendah, tak suka dipaksa atas sesuatu yang tidak dia inginkan.

"Jadi sebenarnya lo benci ke Jake atau gimana?" Chery ikutan muncul seraya berkacak pinggang. Dia berjalan mendekat, memandang Minji dan Jake secara bergantian seperti yang Sunghoon lakukan sebelumnya. "Gue masih inget jelas, lo ambisius banget bales dendam ke Tante Shim."

Chery dan Sunghoon serempak menatapnya seolah menantikan jawaban. Minji menghela napas jengah. Dua batu itu terlalu mencampuri urusannya.

Sebenarnya Chery dan Sunghoon itu sangat mengenal Minji. Mereka bertiga satu tempat asal. Seperti yang dikatakan kemarin, orangtua mereka saling kenal. Saat Mama Minji sakit-sakitan, Mama Sunghoon mengizinkan Minji bekerja di rumahnya. Tapi Sunghoon dan Chery terus mengerjai dan mengganggunya, membuat Minji dongkol apalagi rencananya tentang balas dendam mulai diketahui keduanya.

Agar terlepas dari mereka, Minji menulis surat kepada Mama Sunghoon bahwa dia sudah melupakan balas dendamnya dan akan tinggal di rumah saudaranya. Dia pergi dan tidak muncul lagi. Walau yang sebenarnya Minji tengah melangsungkan rencananya. Sampai akhirnya Sunghoon menemukannya di rumah Jake. Minji tidak menyangka Sunghoon dan Chery berteman dengan Jake padahal sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Minji berpikir mereka sengaja berkenalan dengan Jake karena tahu dia akan melancarkan rencananya.

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang