²⁹. duapuluh sembilan

2.8K 837 200
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~



"Pembantu baru?" Seorang cowok yang tadinya sedang rebahan di atas sofa langsung merubah posisi menjadi duduk, menelisik seorang gadis yang berdiri di sebelah Mamanya.

Pandangannya terpaku pada objek di depan sana. Tidak salah lagi, dia gadis itu. Gadis yang selama ini dia cari. Ternyata, dia datang sendiri ke hadapannya, Jake tidak menyangka. Dari semua yang telah terjadi, dia tahu maksud kedatangannya. Balas dendam.

"Iya, dia akan bekerja di sini, mulai hari ini."

"Keliatannya masih muda banget, Ma? Lebih muda dari Jake." Dia memperhatikan dari atas ke bawah.

"Ya terus? Mama udah putuskan, dia kerja di rumah kita mulai dari sekarang."

Cowok itu bangkit berdiri, mendekati gadis itu sambil bersilang dada. "Kenalin diri lo."

"Saya Kim Minji, usia 17 tahun—"

"17 tahun?! OH MY—Mama yang bener aja!"

"Jake, udah ya. Mama mau nyusul Papa ke kantor. Kamu jangan nyusahin Minji! Pokoknya awas kalau kamu berani ngusir Minji dari rumah ini, kamu yang bakal Mama usir setelahnya!" Nyonya Shim berbalik pergi usai tersenyum sekilas pada Minji, dibalas gadis itu dengan bungkukan kepala.

Mata Jake bergetar, tidak menyangka sosok yang dia cari selama ini benar-benar datang ke rumahnya. Sosok yang sudah dihancurkan berkeping-keping oleh Papanya sendiri.

"Apa alesan lo kerja di sini?" Cowok itu kembali melayangkan pertanyaan sepergian Mamanya.

°°°

Sudah hampir seminggu Minji bekerja di rumah keluarga Shim, dia merasa nyaman dan tentram. Tapi ada satu hal yang membuat kedamaian dalam hatinya terganggu.

"MINJII!! BURUAN AMBIL CAMILAN GUE!" Jake menyandarkan punggungnya ke sandaran kasur, menatap polaroid kecil yang selalu dia sembunyikan di balik ponselnya. Seorang gadis berusia 9 tahun yang menggendong balita. Gadis bercepol yang tersenyum tipis ke arah kamera. Wajah yang tidak dia duga sedang bekerja di rumahnya. Selama seminggu ini, Jake terus memprovokasi pekerjaannya kepada Mama dan Papa tirinya. Tidak membiarkan rasa nyaman menghampiri gadis itu. Itu karena Jake ingin tahu, apa yang akan gadis itu lakukan pada keluarganya dan seberapa besar tekad yang dia punya.

"MINJIIIII! BURUAN GUE BILAAANG!"

"Iya, Tuan. Ini, Tuan." Dia menyerahkan beberapa bungkus snack yang dia bawa dengan cara dipeluk.

"Ck, lo bodoh atau gimana?! Masaan bawa snack lo gendeng begitu, kalau tercemar bau badan lo gimana?!" Jake terus membentak dan menyuruh-nyuruh Minji, hal itu sengaja dia lakukan untuk mengenal lebih jauh tentang gadis itu.

°°°

Jake baru menaburkan pelet ikan pada makanan yang baru disajikan di meja makan. Dia baru pulang sekolah dan tahu Mama dan Papa tirinya akan makan malam di rumah. Dia tidak ingin menodai matanya oleh mereka.

Baru menginjakkan kaki di lantai dua, dia tersadar ranselnya tertinggal di dapur, dia hendak menuruni tangga lagi, tapi pandangannya tertuju pada Minji yang tampak frustasi melihat makanan-makanan itu.

"Ckckck, kasihan," ucap Jake begitu saja, memeletkan lidah pada Minji.

"Keterlaluan!"

"Keterlaluan? Jadi maksud lo ngelempar makanan bekas ke majikan sendiri itu sopan?"

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang