²⁴. duapuluh empat

3.4K 821 177
                                    

Ada yang nunggu nggak? Maaf ya lama banget updatenya, ini karena aku sibuk nyiapin naskah book sebelah yang mau diterbitinㅠㅠ

Jangan lupa vote sebelum membaca ya chingu🌻

Ini penting banget, ayuk vote yuk🌹

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~




Invitation School Celebration

Setiap siswa dari Hanlim baru mendapatkan undangan resmi dari situs sekolah bahwasanya perayaan ulang tahun sekolah akan diadakan esok pukul lima sore hingga pukul sembilan malam berlokasi di gedung sekolah.

Setelah membaca undangan itu, Jake mengubah posisi telungkupnya menjadi menghadap langit-langit kamar, membiarkan ponselnya tergeletak di sebelahnya. Helaan napas panjang keluar dari bibirnya.

Jake memang terkenal badboy ganteng yang bermodal, tapi dia paling tidak suka pergi ke sebuah acara. Acara pernikahan, acara ulang tahun, acara perayaan hari besar sekali pun, Jake sungguh tidak menyukainya. Baginya mengadakan acara itu membuang-buang waktu dan tenaga. Lebih baik menghabiskan waktu di rumah, belajar atau menonton film, banyak kegiatan yang lebih menyenangkan.

Atau sebenarnya alasan dia menjadi seperti itu karena trauma masa kecilnya. Saat itu acara ulang tahunnya yang menginjak usia 12 tahun, hancur karena ulah orang tuanya yang bertengkar, Jake sampai masuk rumah sakit karena keningnya berdarah.

Sejak saat itu dia tidak terlalu suka pesta perayaan. Dipenuhi banyak orang, menyesakkan dan memuakkan. Kebahagiaan yang dibagi dengan orang-orang sebuah kepercumaan menurutnya.

"Minji!" panggilnya.

Minji yang sedang membantu Bi Yeri menyiapkan makanan di dapur berdesis. Hari ini adalah weekend, tidak bisakah Jake membiarkannya bernapas sehari saja?

"Sebentar ya, Bi."

"Loh, nggak papa. Kamu layani Tuan aja ya, Minji. Biar Bibi yang lanjutin, sebentar lagi Valen juga nyampe."

Gadis itu mencuci tangannya di wastafel sambil tersenyum tipis. Dia mengeringkannya sejenak lalu berjalan cepat menaiki tangga. Baru beberapa anak tangga, dia kembali ke dapur.

"Kenapa balik, Ji?"

"Iya, nyiapin makanan Tuan, Bi."

"Minji!" panggil Jake lagi, tidak sabaran.

"Sebentar!"

Dia segera menyiapkan makanan dan teh Jake agar tidak bolak-balik ke dapur.

"Lama banget, sih."

Minji muncul di depan pintu kamar Jake seraya memegang nampan. "Apa?"

"Apa apa," beo Jake, mengejek. Dia sudah merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. "Lo nggak tau orang lagi badmood? Kalau dipanggil itu langsung dateng."

Tidak mau memperpanjang, Minji diam saja. Dia duduk di hadapan Jake, menyiapkan hidangan masakannya.

Jake tampak begitu kesal. Dia melempar ponselnya ke atas kasur yang untungnya tidak memantul ke lantai. "Lo tahu, besok ulang tahun sekolah gue. Gue benci banget dateng ke pesta."

"Ya udah, nggak usah dateng. Gitu aja ribet," jawabnya enteng.

"Gampang banget lo." Cowok itu melotot. "Lo kira nggak di absen? Nilai gue terancam!"

Minji berdecak. "Dateng beberapa menit terus pulang." Dia menyodorkan nampan itu, berisi makanan-makanan khas Korea seperti Kimchi Sujebi, Japchae, Kimbap, Danmuji.

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang