⁰⁹. sembilan

4.4K 1.1K 226
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca 🌻

~𝙝𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜~

Setelah mengganti seprai di semua kamar tamu, Minji hendak ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Pagi ini dia merasa kurang sehat, kepalanya berputar-putar dan badannya cukup panas. Valen sudah mengatakan akan menggantikan pekerjaannya tapi Minji bersikeras menyelesaikannya. Sekarang semua pekerjaan itu sudah usai, tepat di pukul empat sore. Dia akan ke kamar untuk menenangkan pikiran.

Sejatinya, ketenangan itu tidak pernah ada. Saat berjalan melewati ruang tamu, suara panggilan menyentaknya.

"MINJI! SINI!"

Gadis itu mengarahkan pandangan ke sumber suara. Jake. Yang sedang duduk di sofa bersama ... teman-temannya. Masih mengenakan seragam. Mungkin baru pulang dari sekolah.

"Sini gue bilang!" sentak Jake lagi, melotot.

Dengan gontai Minji mendekat.

"Ini dia cewek yang gue bilang kemarin! Yang berani banget ngelawan kata-kata gue!" tukas Jake menggebu di hadapan teman-temannya.

Minji melengos malas, pusing di kepalanya semakin memburuk mendengar suara Jake. Lagipula, cowok itu tidak bisa mengaca?

"Namanya Kim Minji. Minji, kenalin temen-temen gue." Jake menunjuk cowok yang duduk di single sofa . "Itu Yang Jungwon. Lo bisa panggil Jungwon. Kalau itu Kim Sunoo." Dia menunjuk cowok yang sedang mengunyah keripik.

Respons Minji hanya tersenyum tipis. Dia sangat yakin teman-teman cowok itu tidak jauh persis dari dirinya.

"Kalau yang itu Park Sunghoon." Sekarang dia menunjuk cowok putih tinggi yang baru muncul dari arah dapur.

Seperkian detik air muka Minji menegang, jantungnya berdegup kencang, dan tenggorokannya tercekat. Begitu manik mereka bertemu, cowok bernama Park Sunghoon itu ikut terkejut melihat dirinya.

"Oh, jadi dia cewek yang cuci baju lo dengan cara diinjek-injek?" Sunoo tertawa di sela mengunyah, matanya yang sipit bertambah sipit.

"Iya, udah gue bilang. Dia ini maid paling non-etika sepanjang masa. Gak pernah nurut kata-kata gue walau sekali aja!" Jake menunjuk Minji sambil menyuarakan isi hatinya. "Asal gue panggil, leletnya ngalahin keong. Mukanya terus ditekuk, gak pernah senyum. Kalau soal ngebantah, jago banget."

"Keren juga lo." Jungwon melirik Minji. "Selama ini gak ada yang berani cari gara-gara ke Jake. Kalau ada, abis tuh orang dikerjain seharian," sahutnya yang sedang membuka bungkus snack.

"Kalau dia, udah gue kerjain berulang kali juga batu banget. Gak jera-jera."

Obrolan mereka tidak dapat Minji dengar, nyawanya bagai direnggut ketika langkah cowok putih tinggi di depan matanya semakin mendekat.

"Liat tuh, bukannya bawain minum, teh, kopi, atau makanan, malah bengong di tempat. Cape gue ngadepinnya," racau Jake, menyentuh pelipisnya. Seolah-olah dia paling frustasi bertemu Minji.

"Gak usah dibawa lagi. Nih, udah gue bawain." Sunghoon meletakkan nampan berisi minuman dan camilan yang dia bawa ke atas meja.

"Semua maid di sini emang gak pernah beres kalau kerja," tukas Jake lagi, mengambil secangkir teh lalu menyesapnya.

Sunghoon kembali berdiri tegak hingga maniknya bertemu dengan manik Minji yang sudah bergetar. Senyum cowok itu terulas. "Jadi lo cewek yang udah ngebuang hoodie pemberian Chery?"

Chery? Mata Minji semakin bergetar hingga berkaca-kaca. Seluruh tubuhnya berguncang saat nama itu memasuki gendang telinganya.

"Bener!" jawab Jake cepat. "Chery sampe ngambek ke gue. Cuma gara-gara dia!"

Dealova✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang