13. Agen FBI

22 0 0
                                    

Everything gonna be okay, Shen.

****

"Tadinya aku udah pesen tiket buat nyusulin ka Niko." Keadaan diantara keduanya mulai membaik di tandakan aku-kamunya Shen telah aktif kembali.

"Terus jadi pergi?" Ucap Jimin menatap Shen.

"Kalau aku pergi kamu gpp?" Tanya Shen membalas tatapan Jimin.

"Jelas aku gamau kamu pergi Shen, aku baru sebentar rasain jadi pacar kamu. Tapi kalau kamu mau ketemu kakak kamu dan kembali lagi aku gpp."

"Aku juga berfikir akan berhenti sekolah dulu untuk sementara, atau aku akan melanjutkan sekolah aku disana bersama ka Niko." Jelas Shen lagi.

"Kalau itu memang keputusan terbaik kamu dan itu bagus untuk pendidikan kamu, aku bisa apa Shen?" Jimin memang sangat sayang pada Shen, tapi jika rasa sayang Jimin menghalangi mimpi Shen, cinta Jimin tak sebuta itu.

"Hah engga lah, kamu tau? Jujur aku tidak terlalu memikirkan pendidikan, bahkan aku sangat bodoh dalam pelajaran terutama fisika, makanya aku sering salin tugas Catrin, dan nahasnya hari itu permulaan dari semua masalah ini. Dan yang lucu nya apa? Ternyata buku aku ditemuin sama Yoongi temen kamu." jelas Shen dan sedikit tertawa mengingat itu.

"Iyaa bisa kebetulan gitu." Tanya Jimin.

Shen mengangguk lesu.

"Andai Yoongi mengembalikan buku tugas kamu lebih awal mungkin masalahnya tidak akan menjadi sekompleks ini." sesal Jimin.

"Aku manusia yang tak pernah menyesal apapun yang terjadi dalam hidup aku sekalipun itu buruk, karna dengan menyesal takan membuat perubahan apapun, yang perlu dilakukan hanya jangan pernah mengulagi kesalahan yang sama." Jawab Shen.

"Kamu hebat, aku salut sama kamu, bertahan ya Shen walaupun semua terasa berat, percayalah ada aku, Yoongi, Catrin dan yang lainnya buat kamu. " Terlihat sebuah kekaguman dari mata Jimin untuk Shen.

"Aku gak sekuat yang kamu bayangin." ucap Shen dengan tatapan mata yang kosong.

"Jangan pergi ya Shen?" Mata Jimin berkaca-kaca.

"Tadi katanya boleh?" Balas Shen.

"Kalau kamu memang ngga terlalu menonjol dibidang pendidikan setidaknya kamu tetap harus sekolah biar latar pendidikan kamu bagus, itu baik untuk masa depan kamu nanti. Tapi kalo di Indo aja kamu kaya gini, aku malah kawatir kamu disana akan lebih parah kalau ngga ada aku." jelas Jimin, Jimin tak berani menatap mata Shen.

"Makasih udah jadi support system terbaik yang aku punya sejauh ini. Makasih juga udah terima aku apa adanya. Tolong jangan berubah, dan semoga kamu selalu sayang sama aku."

"Emang apa alasan aku buat ga sayang lagi sama kamu?" Kini mata Jimin menatap mata Shen dengan lekat dan mengenggam tangan pujaan hatinya itu.

"Ya aku gatau, aku gamau kamu hangat pas kita baru baru aja. Tetap kaya gini dan jangan berubah sedikitpun." perkataan Shen menusuk hati Jimin dan membuat Jimin tersenyum haru.

"Kita liat aja kedepannya ya?" Jimin lalu mencium tangan Shen.

Shen hanya tesenyum dan mengelus tangan Jimin yang sedang menggegam tangannya.

"Jim."

"Iya Shen?"

"Makasih udah terima aku."

"Udah jangan mikirin hal itu lagi, aku gak perduli soal itu. Yang penting sekarang kamu aman sama aku."

"Sebenarnya tipe cowo aku bukan kaya kamu tau." Ucap Shen bikin Jimin kaget.

RUMUS FISIKA [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang