"Shen, apa ini udah keputusan finalnya?"
"Gue beberes dulu abis itu kita bicara ya? Bisa tunggu dibawah." Shenina sedang mempersiapkan keberangkatannya dua hari lagi, yaa Shen memutuskan melanjutnya sekolahnya di Amerika dan berencana menjalani pendidikan s1 dan s2 nya disana.
Bukan tanpa alasan, Shen ingin memperbaiki dirinya, mengejar pendidikannya yang sudah terbengkalai 1 tahun kebelakang dengan semua masalah yang ada, jika ada yang harusnya dikorbannya saat ini, maka Jimin jawabannya. Shen tak punya pilihan lain, jika ia terus berada disini, ia akan terus terjebak dalam masa lalu nya yang berat.
Setelah selesai packing Shen turun kebawah, menemui Jimin.
"Heeii, jangan nangis." Shen mendapati Jimin yang sedang menangis tersedu-sedu di taman belakang rumahnya.
"Mungkin gampang buat kamu ninggalin aku, tapi gimana dengan aku Shen? Ini gak mudah buat aku, dalam waktu yang lama." Shen memeluk Jimin untuk yang pertama kalinya setelah mereka putus.
"Hei denger aku, apa kamu pikir ini mudah buat aku? Ngga Jim sama sekali, ayolah, jangan kaya gini." Shen mengusap rambut Jimin dalam pelukannya, sementara laki-laki itu tampak sangat lemah hari ini. "Jim, kamu tau kan belakangan ini hidup aku berat banget, bahkan aku jalanin 5 kali bahkan lebih operasi dalam jangka 1 tahun, aku depresi, pemerkosaan, hamil, janin tak berkembang, tertembak, dan hubungan kita berakhir, semuanya gak mudah buat aku, aku cuma mau menghapus luka aku, aku mau cari diri aku yang hilang. Pendidikan aku terbengkalai semenjak adanya masalah-masalah. Aku gamau home schooling Jim, itu akan membuat aku stuck di masa lalu yang akan terus bikin hidup aku suram, aku harap kamu ngerti."
"Aku ngerti soal itu, yang gak aku ngertiin kenapa harus putus, kita saling sayang Shen, saling gak bisa pisah satu sama lain."
"Biarin kita kaya gini dulu, sampai hati kita masing-masing benar-benar yakin untuk kembali, hati akan tau dimana rumah tempat dia berpulang, jangan kawatir soal itu."
"Andai aku bisa ikut, tapi gak akan mungkin karena kuliah dan perusahaan yang harus aku urus."
"Berjanji lah kita akan bertemu setelah diri kita menjadi lebih baik?"
"Okee."
Jimin POV
Tak ada lagi alasan ku melarangnya, dia juga butuh mencari dirinya yang hilang akibat masalah yang muncul sejak aku ada dihidupnya. Aku tak ingin menyalahkan keadaan, tapi hati ku memang tidak bisa menerima jika aku kehilangannya. Dia adalah bagian dari hidup ku. Shen berjanjilah kembali dengan menjadi lebih baik, dan berjanji lah kita akan bersama.
Jimin POV end.
"Jaga diri baik-baik disana. Terus hubungi aku kapan pun kamu butuh, aku selalu disini, nunggu kamu."
"Jangan menolak jika ada perempuan lain yang melebihi aku, terimalah dia." Sejujurnya Shen benci harus mengatakan ini, tapindia hanya mencoba realistis.
"Hentikan omong kosong itu, aku akan nungguin kamu, sampai kapan pun."
"Baiklah, maaf aku hanya ingin hidupku lebih baik." Ya walaupun Sebenarnya jauh di lubuk hati nya yang paling dalam berpisah dari Jimin adalah mimpi yang sangat buruk. "Boleh aku minta 1 pelukan lagi?"
"Kamu bisa peluk aku semau kamu, karena aku punya kamu."
"Jimin, cinta ini tak pernah hilang, hanya butuh waktu."
"Aku tau, kejar mimpi kamu, dan kembalilah dipelukan aku saat kamu terbangun."
"Jim, maaf."
"Its okay, jangan minta maaf karena kamu gak pernah salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMUS FISIKA [tahap revisi]
RomanceMencintai seseorang tidaklah harus memiliki, walaupun kenyantaan itu hanya akan mudah terucap dan susah untuk di lakukan, tapi apapun hal yang dipaksakan akan menuai hasil yang tidak baik, seperti Shenina yang terpaksa bertahan demi cintanya yang me...