"Akan ku selesaikan apa yang perlu ku urus dengan tangan ku sendiri, sisanya biar Tuhan yang mengatur."
-shenina gabriella wijaya****
"Shen, itu apa yang keluar dari.." Jk menunjuk kearah kaki Shen.
"Apa sih? Lo jangan bikin takut ah!" Shen melihat ke arah kakinya, darah yang mengalir cukup banyak dan tiba-tiba perutnya terasa sangat keram, perutnya memang sering sekali keram akibat kehamilannya yang tidak normal ini, tapi untuk kali ini rasanya lebih sakit dari apapun yang pernah ia rasakan, jika pasca transpalasi sum-sum menyakitkan makanya itu tak ada apa apa nya dibandingkan saat ini.
"Lo bleeding Shen." Shen langsung berlari kekamar mandi.
"Shen.." ucap Jk turut ke kamar mandi mengikutinya.
"Lo gpp?" Tanya nya lagi.
"Gue perut gue sakit banget gue gak kuat, keknya gue mau mati." Ucapnya memegang perutnya dan darah semakin banyak mengalir.
Tanpa berfikir panjang Jk langsung menggendong Shen dan membawanya kerumah sakit.
"Gimana dok keadaannya?"
"Anda ini siapanya?"
"Sa-saya temannya dok."
"Oh anda tau bahwa teman anda ini sedang hamil?"
"Tidak! Eh tau dok."
"Dia mengalami pendarahan hebat, karena anda bukan keluarga maka saya tak berhak menjelaskan tentang kehamilannya."
"Baik dok." Dokter tersebut meninggalkan Jk. Jk masuk keruangan Shen.
"Shen lo-" belum sampai ucapannya itu ia melihat Shen yang menangis tersedu-sedu dan memegangi perutnya. Ya seperti yang kita tau bahwa kandungan Shen ini memang tak bisa dipertahankan justru membahayakan nyawanya sendiri, namun ia tak bisa membuat keputusan itu sekarang.
"Shenn, lo kenapa? A-anak kita gak kenapa napa kan?" Ucap Jk mendekati Shen.
"Pergi!"
"Loh? Kok gini?"
"Pergi gue bilang pergi gue gak mau ketemu siapapun!"
"Dasar aneh!" Jk membanting pintu lalu pergi meninggalkan Shen.
Emosinya sangat tidak stabil ditambah ia tak meminum obat penenangnya selama berada dirumah Jk, itu membuat nya kacau saat ini.
"Gue harus balik ke hotel." Ucapnya Shen melepas selang impus lalu keluar lewat jendela, ya dia tau pasti Jk akan menunggunya di luar.
Shen pergi dari rumah sakit, walaupun pendarahan itu telah berhenti namun perutnya masih lumayan terasa sakit. Shen menuju hotel dengan berjalan kaki menempuh perjalanan selama satu setengah jam, ya dari mana lagi uangnya sementara ia hanya membawa ponsel ditangannya. Kakinya terasa sakit, mukanya terlihat pucat dengan piyama rumah sakit, namun hasilnya tidak sia-sia ia akhirnya sampai didepan pintu kamar hotelnya.
"Gimana caranya gue masuk? Gue gabawa kunci." Lalu pemandangannya menjadi kabur dan Shen pun pinsan.
****
"Gimana keadaan kamu? Apa kita akan panggil dokter kesini?" Ucap Jimin yang tiba-tiba sudah ada dihadapannya membuatnya terkejut dan ia sudah berada dikamarnya.
"Lo.. kenapa bisa disini?! Pergi gak! Nantik Jk tauuu pergiiii!!!" Ucapnya mendorong-dorong tubuh Jimin.
"Jk? Ooh jadi selama kamu menghilang kami ketemu Jk?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMUS FISIKA [tahap revisi]
RomanceMencintai seseorang tidaklah harus memiliki, walaupun kenyantaan itu hanya akan mudah terucap dan susah untuk di lakukan, tapi apapun hal yang dipaksakan akan menuai hasil yang tidak baik, seperti Shenina yang terpaksa bertahan demi cintanya yang me...