23. Mini Market

14 1 0
                                    

Pesta hari itu berakhir cukup menyenangkan untuk Shen dan keluarganya, tapi tidak dengan Yoongi, dan mungkin Jimin yang kurang nyaman dengan situasi saat itu setelah tau semua tentang Yoongi yang selama ini ia tidak ketahui, jelas kekawatiran di dalam diri Jimin semakin besar soal kedekatan Shen dan Yoongi nantinya, apalagi dari cara bicara Niko yang mensupport hal itu terjadi, aah itu sangat menyebalkan untuk Jimin.

Hari ini Niko dan Yoongi berjanji untuk bertemu mengingat mereka sudah lama tak berbincang banyak.

"Hhh gue banyak dapet cewe bule, tapi gue gak srek Yoon, emang suka produk lokal gue." Niko menceritakan hal-hal menyenangkan selama di Asutralia.

"Iyee emang cewe lokal paling best dah." jawab Yoongi tertawa.

"Lo yakin ga Jimin baik untuk Shen?" Niko tiba-tiba menanyakan hal yang tak terduga.

"Kenapa lo nanya gitu?"

"Iya gue mastiin aja."

"Baikk, gue kenal dia cukup lama."

"Apa lo gak tertarik sama Shen?" Niko mengejutkan jantung Yoongi yang tadinya obrolan santai menjadi agak sensitif.

"Apaan sih lo mana mungkin gue suka sama Shen, dia udah kaya adik sama gue, lagian Jimin tu sahabat gue, ga mungkin gue khianatin dia."

"Iyaa deeh gue percaya, baru lo orang pertama yang gak tertarik sama Shen, sisanya buaya semua. Gatau Jimin ya semoga bener deh." ucap Niko dan melanjutkan makannya.

Gimana mungkin Yoongi tak menaruh sedikit harapan pada hati Shen? Sedangkan Yoongi selalu ada didekat Shen saat Shen butuh. Apakah benar Yoongi hanya semata mata ingin menjaganya saja? Tapi hal itu sungguh tidak mungkin mengingat Yoongi memperlakukan Shen bukan seperti adik, melainkan orang special.

Mereka menyelesaikan sisa malam dengan berbincang banyak hal, Yoongi menceritakan kejadian apa saja yang Shen alami dengan detail, wajah Yoongi begitu ceria menceritakan hal itu sepertinya itu hal menyenangkan untuknya. Niko sungguh tau bagaimana Yoongi, hanya saja Niko tak mau terlalu mencampuri urusan hatinya, biarkan saja waktu yang akan menjawab pertanyaan Niko.

****

Setelah libur sekolah 2 minggu, mereka kembali kesekolah sebagai siswa kelas 11. Keadaan Shen sudah mulai membaik. Dan orang tua Shen menetap untuk sementara waktu, dan juga Niko yang masih mengambil cuti dalam tahun ini.

"Kangen banget gue sama sekolah, berasa sekolah cuma setengah taun doang eh abis itu langsung kelas 11." ucap Shen tertawa.

"Iyee enak banget lu ye, gue stres sama bu Lia tau ga." keluh Kaia.

"Itu karna lo bego, gue gak tuh." Catrin usil.

"Iyadeh yang pinter, yang goblok diem." sahut Kaia dengan nada menyindir.

"Yaa makanya otak dipakek belajar." sambung Catrin lagi.

"Uda sih ribut mulu lu pada, gue toilet bentar ya kebelet gue."

Shen pergi ke toilet dan melewati jalan dimana ia dulu melihat Jimin menggendong Lyra saat pinsan, dimana Lyra menangis dan bertengkar dengan Jimin, semuanya terjadi begitu cepat. Hanya ada kenangan yang tersisa disini meninggalkan luka untuk Shen. Shen termenung di sudut lorong memperhatikan bahwa telah banyak yang ia lalui selama bersekolah disini, tak ada lagi canda tawa Jimin dan teman-temannya, tak ada lagi sorakan adik kelas saat mereka lewat, tak ada lagi International Playboy yang gandrungi perempuan.

"Kenapa bengong disitu?" Suara laki-laki itu memecah lamunan Shen.

"Umm.." Shen melihat kearah sekitar dan tak menemukan siapapun "kok gue merinding ya," ucap Shen sambil memegang tengkuknya.

RUMUS FISIKA [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang