9.21 pm
"Aahh sial gue lupa jalan kerumahnya lagi." Runtuknya sepanjang jalan. "Bentar deh, ini coffeshopnya, nah berarti rumahnya lurus terus kanan dikit lagi." Ucapnya riang berusaha mengingat jalan menuju rumah Jk.
"Berat banget lagi bawaan gue, nyesel gak minta anter sampe dalem sama tukang taksinya." Shen terus menggerutu sembari menekan bell rumah Jk.
Tak lama Jk keluar.
"Dari mana lo?"
"Abis ambil barang."
"Kenapa kabur?"
"Siapa yang kabur sih? Yang ada gue bawa semua barang gue kesini, apanya mau kabur."
"Yaudah masuk."
"Iyaa."
"Terus barang-barang lo siapa yang bawain?"
"Ya lo lah, pake nanya lagi. Goblok emang." Jk yang emosi mendengarnya tapi tak jadi mengingat perempuan ini adalah ibu dari anaknya.
"Lo kenapa tadi ngusir gue?"
"Dirumah sakit?"
"Iyaa."
"Kehamilan gue ini lemah, gue gabisa banyak pikiran dan capek, dan lo tau kan hidup gue saat ini ga mudah? Gue harus melawan arus untuk mau hidup dengan lo orang yang paling gue benci di dunia ini." Shen membuka tasnya lalu mengeluarkan obat penenangnya. "Lo tau ini apa? Ini yang gue butuhin setiap emosi gue gak stabil, dan ini semua terjadi karena lo, gue harus terikat dengan obat ini, mungkin selamanya."
Jk tak mengindahkan Shen lalu masuk membawa barang-barang Shen kedalam kamarnya. Bukannya tak peduli hanya saja Jk tak mau mendengar ocehan Shen saat ini.
"Emang dasar setan tuh orang." Gumamnya dibalik punggung Jk.
"Ngomong apa?"
"Engga."
Shen lalu pergi ke mencari makan di meja makan, benar saja Jk telah mempersiapkan makanan untuknya. Ohh waitt? Apakah dia tau Shen akan kembali kerumahnya? Firasat apakah ini? Firasat seorang ayah? Huh?
"Besok kita berangkat ke Indo, siang."
Shen terbatuk menyemburkan makanan dari mulutnya.
"Jorok banget sih!"
"Sorry sorry." Jk memberi Shen segelas air untuk ia minum.
"Kenapa ekspresi lu gitu?" Tanya Jk yang melihat Shen seperti orang linglung.
"Engga, kaget aja. Jadi besok kita pulang?"
"Iya, gue udah kasih tau mama papa gue soal ini, dan mereka mau kita menikah secepatnya."
"Huukkk.." Shen tersedak makin parah.
"Kenapasih?!?"
"Kagetttt."
"Dua kali?"
"Kalo lo ngagetin lagi bisa tiga kali sih." Ucapannya itu membuat Jk tertawa.
"Abisin makanan lo, dan prepare malam ini. Gue gak mau ketinggalan pesawat karena lo."
"Okaay."
Shen menyelesaikan makannya,
"Gue gak tau apa langkah gue tepat, yang jelas gue harus ngelakuin yang terbaik untuk diri gue sendiri. Hahh" ucap Shen dalam hati sambil menghela nafas panjang.
Keberangkatan Shen dan Jk adalah hari yang sama dengan keberangkatan Jimin, namun mereka hanya beda pada jam penerbangan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMUS FISIKA [tahap revisi]
RomanceMencintai seseorang tidaklah harus memiliki, walaupun kenyantaan itu hanya akan mudah terucap dan susah untuk di lakukan, tapi apapun hal yang dipaksakan akan menuai hasil yang tidak baik, seperti Shenina yang terpaksa bertahan demi cintanya yang me...