Happy Reading
Malam ini langit begitu terang memancarkan cahayanya. Beruntungnya bulan saat ini karena ditemani cinta sejatinya, yaitu bintang. Begitu kuat sinar mereka menghiasi langit dan bumi.
"Bulannya bagus ya Ken," ujar Vita.
Kenzie tersenyum, "Bulan purnama sekalipun tetap kalah indahnya dengan perempuan disebelahku,"
"Ishhh gombal mulu deh," ujar Vita.
"Gombalin pacar sendiri emang salah? Apa aku harus gombalin cewek lain?" tanya Kenzie.
"Ya terserah, lo mau gombalin cewek mana aja yang penting kunci hati lo, gue yang pegang. Bisa apa lo?" balas Vita.
"Tuh kan pakai lo-gue lagi. Panggilnya aku-kamu dong," protes Kenzie.
"Gue coba yaa....ehmmm maksudnya aku coba ya. Maklum lah aku udah kebiasaan pakai lo-gue," jawab Vita.
Kenzie memegang tangan Vita,"Aku nggak pernah sesayang ini sama cewek. Cuma kamu satu-satunya cewek yang aku cinta," ujarnya terdengar begitu tulus.
Vita termenung,"Aku percaya kalau kamu bisa jadi cowok yang lebih baik dari apa yang orang katakan. Semua manusia punya masa lalu dan aku yakin kamu bisa mengubah statement orang tentang kamu,"
"Kenapa gue jadi tersentuh sama ucapan Vita? Apa gue udah beneran jatuh cinta sama dia? Gue nggak mau kehilangan cewek setulus dia," batin Kenzie.
***
Tak terasa UAS semester ganjil telah tiba. Kini saatnya berperang melawan soal-soal yang bisa dibilang membuat kepala hampir pecah.
"Astagaaa hari pertama Bahasa Inggris sama Matematika? Nggak salah nih yang buat jadwal? Nggak sekalian sama Fisika atau Kimia gitu?" omel Kinara, salah satu sahabat Vita juga.
"Enteng banget ya lo bilang nggak sekalian Fisika atau Kimia? Ini aja gue udah nyut-nyutan lihat jadwalnya," balas Laras.
Vita terkekeh, "Tapi asyik lho kalau Fisika, Kimia, sama Matematika dijadikan satu hari biar ada sensasinya gitu,"
Kinara dan Laras menatap Vita datar. Yang ditatap malah menatap arah lain. Entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang.
"Yaa lo mah enak Vit, lo pintar dan lo kan doyan belajar. Lah kalau kita yang ada amsyong. Pulang-pulang langsung tepar," oceh Kinara.
Vita masih memandang arah yang sama dan mengabaikan teman-temannya.
"Lo lihat apa sih Vitaaaa?" tanya Laras karena Vita masih mengabaikan mereka.
"Hahh?? Ehh nggak kok. Yaudah gue pulang dulu ya. Udah ditunggu Kenzie dari tadi," jawab Vita yang langsung bergegas pergi.
"Ras lo ngerasa nggak sih sama perubahan sikap Vita tadi?" tanya Kinara.
Laras mengangguk, "Ngapain juga dia ngelihatin Kak Fauzan yang lagi debat sama Revan?"
"Entahlahh,"
***
Hari ini adalah hari tersial bagi Vita dan Kenzie. Mereka datang terlambat karena jalanan macet total.
"Duhh Ken gimana nih. Aku takut nggak bisa ikut UAS hari pertama," ujar Vita risau.
"Tenang aja sayang. Kita lewat belakang sekolah aja yuk. Aku tahu jalan tikusnya," jawab Kenzie.
Vita mengangguk dan mereka berbalik arah, tiba-tiba....
"Hufffttt ternyata seorang ketua OSIS juga bisa terlambat ya?" ejek Kenzie. Ya, orang itu adalah Fauzan.
"Lo bisa diam nggak? Lo nggak tahu kan kalau.....," ucapan Fauzan menggantung karena ia sadar ada Vita di antara dia dan Kenzie.
Kenzie seolah tahu arah pembicaraan Fauzan. Dia langsung mengajak Vita bergegas.
"Yukk yank," ajaknya. Vita mengangguk.
"Woiii kalian lupa hari ini UAS? Jangan bilang lo berdua mau bolos," teriak Fauzan.
Kenzie dan Vita berhenti, "Lo bisa nggak sih nggak bikin ribut? Entar kalau ketahuan guru mau lo tanggung jawab? Udah deh daripada ribut, lo mau ikut kita nggak lewat belakang sekolah. Kalau nggak mau sih yaudah kita duluan," ujar Kenzie.
Setelah dipikir-pikir omongan Kenzie ada benarnya juga. Fauzan nggak akan melewatkan UAS satu hari pun. Ia pun jalan dibelakang Kenzie dan Vita.
"Pantes ya lo sering bolos dan nggak ketahuan guru, ternyata punya jalan rahasia," celetuk Fauzan yang tak dihiraukan Kenzie.
Vita merasa ada yang berbicara di sekitar mereka. Tanpa aba-aba, Vita menghentikan langkah dan otomatis Fauzan yang di belakang langsung menabrak punggung Vita.
"Awwww....Kak Fauzan bisa hati-hato nggak? Kepala gue sakit kena dada lo," gerutu Vita nyaris tanpa suara.
"Ya lo berhenti nggak kasih aba-aba dulu. Ada apa sih lo tiba-tiba berhenti?" balas Fauzan dengan suara yang lumayan keras.
"SIAPA ITU?" teriak salah satu guru yang tengah berkeliling di area belakang sekolah.
Reflek Kenzie, Vita, dan Fauzan sembunyi.
"Awas aja ya kalau kita ketahuan, semua ini salah lo Zan," celetuk Kenzie.
"Ya mana gue tahu ada guru disitu," jawab Fauzan.
"Kalian bisa nggak sih diam. Di situasi kayak gini masih aja ribut," omel Vita.
"Fauzan, Jovita, Kenzie. Keluar kalian dari persembunyian," ujar Pak Yanto, wakasek kesiswaan.
Dengan pasrah, akhirnya mereka bertiga keluar dan mau tidak mau menghadap Pak Yanto.
"Kalian ini anak-anak berprestasi, kenapa bisa terlambat di UAS hari pertama?" tanya Pak Yanto.
"Maaf Pak tapi tadi di jalan macet total. Sepertinya ada yang kecelakaan. Bapak kan tahu saya nggak pernah terlambat. Baru juga sekali ini Pak," ujar Kenzie.
"Iyaa baru sekali terlambat tapi kalau bolos pelajaran saya sering," celetuk Pak Yanto.
Fauzan berusaha menahan tawa.
"Yaaa kan itu masa lalu Pak. Janji deh nggak ngulangin lagi," ujar Kenzie membela diri.
"Fauzan, apa alasanmu sekarang?" tanya Pak Yanto.
"Maaf Pak tadi Papa saya jatuh di kamar mandi sampai pingsan dan saya bawa beliau ke rumah sakit dulu. Kalau Pak Yanto mau menghukum saya siap," jawab Fauzan.
"Untuk kali ini saya tidak akan menghukum kalian karena alasannya tepat, tapi kalian nggak boleh ikut tes jam pertama. Silahkan menunggu di ruang guru," ujar Pak Yanto.
"Semua ini gara-gara lo. Coba lo nggak ribut tadi, kita nggak akan disuruh nunggu sampai jam istirahat," celetuk Kenzie.
Vita mengelus tangan Kenzie, "Ken udah ya. Yang penting kita nggak kena hukuman. Kalaupun tadi kita nggak ketahuan, sama aja kita nggak bisa ikut tes jam pertama,"
"Dengerin tuh," celetuk Fauzan.
"Iyalah gue dengerin orang dia pacar gue. Emangnya lo jomblo akut," balas Kenzie.
Fauzan termenung sejenak, "Gue nggak peduli,"
***
"Kin, ssstttt...," Vita berusaha memanggil Kinara.
"Lo berisik banget dah," gerutu Fauzan yang berada di samping Vita.
Memang ini hari tersial bagi Vita. Sudah terlambat masuk karena macet, ditambah dia harus duduk bersebelahan selama UAS.
"Kak, boleh kasih kertas ini ke Kinara nggak? Plisss genting ini," bisik Vita ke Fauzan.
Fauzan menerima gulungan kertas Vita dan membukanya, "Nomer 5 apa?" Fauzan membacanya.
Fauzan melirik Vita, "Baru nomer lima udah mau nyontek? Lo belajar nggak sih?" omel Fauzan.
Vita menghela nafas, "Kakkk...gue nggak mau ribut sama lo. Plisss kasih kertasnya ke Kinara ya,"
"Nggak. Lo kerjain sendiri. Lo berusaha sendiri. Nggak akan gue biarin lo nyontek," balas Fauzan.
"Ishhh nyebelinnn...,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cintaku (Completed)
Teen FictionSeburuk-buruknya manusia pasti ada sisi baiknya. Sebaik-baik manusia juga pasti ada sisi buruknya. Hanya Yang Maha Kuasa yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Laki-laki yang baik pada akhirnya akan dipertemukan dengan perempuan yang baik pula...