23. Hancur Tak Bersisa

113 8 0
                                    

Ken, kamu harus kuat. Kalau kamu lemah seperti ini, gimana kamu bisa menguatkan Vita?




Happy Reading

Bagai disambar petir di siang bolong, laki-laki paruh baya itu tak menyangka dengan apa yang ia lihat sekarang. Dua manusia yang sudah ia anggap anak sendiri, dengan teganya melakukan perbuatan tidak senonoh tepat di depan matanya. Sebelumnya memang ia ragu dengan kiriman seseorang yang asing tapi keraguan itu lenyap sudah setelah melihat kejadian yang sebenarnya.

"Papa......," ujar Kenzie bingung karena terpaksa bangun.

Vita menggeliat, "Om Arsa?"

"Astagfirullah....apa yang kalian lakukan? Sekarang pakai baju kalian dan temui papa di depan," ujar Arsa.

Kenzie menatap dirinya dan Vita bergantian. Mereka sama-sama berposisi saling memeluk dan tak mengenakan sehelai pakaian pun.

Sontak Vita menangis, "Ken, apa yang terjadi? Lo tega udah khianatin gue lagi. Gue yang terlalu bodoh percaya sama lo. Tobat lo itu cuma sandiwara," racau Vita sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dan membelakangi Kenzie.

Kenzie menghela nafas, "Aku juga nggak tahu Vit. Semalam kita sama-sama nggak sadar," ujarnya pasrah.

Vita menangis, Kenzie pun ikut menangis. Ia gagal mempertahankan janjinya untuk nggak menyentuh Vita lagi. Tapi sekarang apa yang terjadi? Mereka tidur di ranjang yang sama tanpa sehelai benang.

"KENZIEE!!! CEPAT KELUAR!!" teriak Arsa dari luar.

Kenzie menyentuh bahu Vita, "Sekarang kita temui Papa dulu ya. Kita jelasin semuanya sama-sama,"

Vita mengangguk, "Kamu pakai piyama aku aja," lanjut Kenzie.

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Kenzie dan Vita berjalan dan bergandeng tangan.

"Duduk," ujar Arsa dingin.

Kenzie dan Vita duduk sesuai yang diperintahkan Arsa.

"Sudah sering kalian melakukannya?" tanya Arsa semakin dingin dan mengintimidasi.

"....."

Tidak ada yang menjawab.

"Nggak ada yang mau kalian katakan?"

"Maaf Pa, tapi yang semalam kami sama-sama dijebak. Aku dan Vita dijebak sama orang yang nggak suka sama kami," jawab Kenzie.

"Yang semalam? Berarti ada malam-malam sebelumnya?"

Kenzie mengangguk samar, "Semua ini salah aku. Aku yang udah memaksa Vita melakukannya,"

Vita masih senantiasa diam dan menangis diam-diam.

"Berapa lama kalian tinggal bersama? Dan kenapa Vita nggak mengadu kalau dia memang terpaksa?" tanya Arsa lagi.

Kenzie menghela nafas, "Karena Vita takut dengan ancamanku. Kami tinggal bareng disini lebih dari satu bulan,"

"Ancaman?"

"Kenzie bukan mengancam saya Om. Cuma saya takut kalau saya bilang, masa depan kami berdua yang akan jadi taruhannya," sahut Vita.

Kenzie terkejut dengan ucapan Vita yang seolah membelanya.

"Terus siapa yang menjebak kalian semalam?"

Belum sempat Kenzie menjawab, Vano--ayah Vita datang.

"Mereka nggak dipaksa. Mereka melakukannya dengan sukarela," ujarnya.

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang