39. Bertepuk Sebelah Tangan

91 8 0
                                    

Rasa cinta tumbuh karena ada rasa nyaman

Happy Reading

Rasanya begitu lega bisa berdamai dengan masa lalu. Semua unek-unek yang selama ini hanya terpendam rapat-rapat akhirnya menemukan jawabannya. Meski sudah berbaikan dengan Kenzie, namun Vita tetap pada pendiriannya. Ia tak akan kembali bersama laki-laki itu terang-terangan Kenzie berharap bisa bersama lagi dengan Vita.

"Aamiinn paling serius," ujar Kenzie.

"Gue nggak tahu Ken. Perasaan gue masih ragu," balas Vita.

"Kalau lo ragu sama Bang Fauzan, gue boleh nggak mendekati lo lagi? Gue akan menikahi lo," ujar Kenzie.

Vita terkejut dengan ucapan Kenzie.

"Sebenarnya lo mau dukung gue sama Kak Fauzan apa lo mau nikung dia?" tanya Vita.

Kenzie terkekeh, "Takut banget kalau ayangnya gue tikung. Iyaa iyaa gue nggak bakal nikung Bang Fauzan, dia cuma milik lo seorang. Yakinkan hati lo Vit. Gue udah ikhlas kalau lo emang bahagianya sama Bang Fauzan. Terlalu berlebihan kalau gue berharap bisa bersama lo lagi. Jangan salah paham sama omongan gue tadi,"

Vita menggalau di kamarnya. Ia bingung harus bersikap bagaimana di depan Fauzan. Masalahnya dengan Kenzie memang sudah selesai, tapi traumanya belum hilang sepenuhnya. Ada kekhawatiran kalau Fauzan akan berlaku sama dengan apa yang dilakukan Kenzie dulu.

"Sayang," panggil Bunda Fani.

Vita menoleh, "Kenapa bun?"

Bunda Fani masuk ke dalam kamar Vita.

"Kamu nggak makan?" tanya Bunda Fani.

"Nanti aja bun. Tadi udah makan," jawab Vita.

"Gimana pertemuan kamu sama Kenzie?"

"Dia jelasin semuanya bun. Vita udah baikan juga sama dia. Bunda benar, bagaimanapun akhirnya, kalau udah dengar penjelasan dia kayak plong banget," jawab Vita.

"Terus selanjutnya kalian mau gimana?"

"Yaa nggak gimana-gimana bun. Kita udah damai, nggak mau ada perselisihan lagi," jelas Vita.

"Maksud bunda, hubungan kalian?" tanya Bunda Fani ragu.

Vita terkekeh, "Bunda berharap kalau Vita balikan sama dia? Kalau itu harapan bunda, maaf Vita nggak bisa. Aku harap bunda nggak salah paham sama pertemuan kami kemarin. Kita cuma mau melepaskan semua unek-unek dan memulai lembaran baru tanpa aura permusuhan,"

Bunda Fani tersenyum, "Bunda nggak akan paksa kamu,"

Vita dan Bunda Fani duduk di ranjang. Vita terus menggelayuti lengan bundanya.

"Kenapa sayang?" tanya Bunda Fani.

"Vita bingung bun. Di malam ngunduh mantu Bang Rafli, Kak Fauzan melamar aku. Dia mau aku jadi istrinya. Aku nggak bisa bun, aku takut membangun sebuah hubungan lagi," jawab Vita.

Bunda Fani mengelus rambut Vita, "Bunda paham sama apa yang kamu rasakan. Tapi bunda lihat, Fauzan itu anaknya baik. Insyaa Allah bunda yakin dia bisa membahagiakan kamu dan membantu menghilangkan trauma kamu. Sekarang bunda mau tanya, kamu cinta nggak sama Fauzan?"

"Vita nggak tahu bundaaaa....Cuma kadang nyaman rasanya kalau dekat sama Kak Fauzan. Emang itu bisa diartikan cinta? Vita benar-benar lupa rasanya mencintai dan dicintai," ujar Vita.

"Rasa cinta tumbuh karena ada rasa nyaman. Kamu pasti khawatir apa yang terjadi antara kamu dan Kenzie dulu, akan terjadi juga sama Fauzan? Sayang, kita memang nggak tahu perasaan orang seperti apa, tapi setiap orang itu berbeda. Bunda lihat Fauzan benar-benar tulus sama kamu. Kamu pikirkan dulu, jangan lupa sholat istiqarah biar kamu yakin sama keputusan yang bakal kamu ambil," balas Bunda Fani.

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang